Pemain Arema Cronus Samsul Arif (tengah) dibayangi pemain Semen Padang pada pertandingan 8 besar ISL di stadion Kanjuruhan, Malang, Jatim, 4 Oktober 2014. Gol Arema dicetak oleh Samsul Arif menit ke 7 dan 79, sedangkan Semen Padang oleh M. Iskandar 86. TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Padang - Pertandingan antara Semen Padang dengan Arema Cronus pada babak 8 besar Liga Super Indonesia di Stadion Haji Agus Salim hari ini berakhir ricuh. Penonton mengamuk karena menganggap wasit berpihak kepada Arema.
Nurman mengatakan keberpihakan wasit membuat teman-temannya berang. Sejak menit-menit awal, wasit sudah memperlihatkan keberpihakannya. "Mana football fair play itu. Gak ada. PSSI harus bersikap tegas. Ini sepak bola," ujarnya.
Dari pantauan Tempo, ribuan penonton yang memadati Stadion H Agus Salim itu mulai kesal ketika pemain depan Semen Padang, Osas Saha, dijatuhkan di kotak penalti oleh kiper Kurnia Meiga, namun wasit Novari Ikhsan tidak menyatakan itu sebagai pelanggaran.
Pada menit terakhir, penonton bertambah kecewa saat Hendra Bayauw dijatuhkan salah seorang pemain belakang Arema. Kaus Bayauw direnggut, sehingga dia terjatuh. Padahal Bayauw sudah berada pada posisi bagus untuk mencetak gol. Wasit hanya memberi bek Arema kartu kuning. (Baca: Tekuk Persela 4-1, Persipura ke Semifinal)
Walhasil, penonton marah. Asisten pelatih Semen Padang, Weliansyah, juga terlihat murka. Dia menendang botol minuman untuk melampiaskan kekesalannya. Para penonton lalu melemparkan botol-botol minuman ke arah lapangan.
Menjelang injury time, Esteban Vizcarra dijatuhkan di kotak penalti. Namun wasit juga menganggap itu bukan pelanggaran. Tambahan waktu yang hanya dua menit juga membuat para penonton kecewa.