Pemain PSIS Semarang Addison Alves (kiri) dan pemain Persikad Depok Guntur Gunawan (kanan), saling berebut bola pada pertandingan lanjutan Divisi Utama Liga Indonesia di Stadion Jatidiri Semarang, Jateng, (9/6). ANTARA/R. Rekotomo
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mendukung langkah cepat Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonsia (PSSI) mendiskualifikasi PSIS Semarang dan PSS Sleman yang telah memainkan sepak bola gajah. Kedua tim itu mencetak total lima gol bunuh diri untuk menghindari lawan yang dianggap berat pada babak semifinal.
Menteri Nahrawi juga meminta PSSI tidak sekadar mendiskualifikasi kedua tim itu dari kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia, tapi juga mengusut tuntas insiden tersebut.
"Semua yang terlibat harus ditindak tegas. Kami mendukung PSSI," kata Nahrawi kepada wartawan seusai acara serah-terima jabatan Menteri Pemuda dan Olahraga dengan Roy Suryo di Jakarta, Rabu, 29 Oktober 2014.
Menteri Nahrawi mengaku belum melihat rekaman terjadinya lima gol bunuh diri dalam pertandingan yang berakhir dengan kemenangan PSS Sleman 3-2 itu. Laga itu berlangsung di lapangan militer Akademi Angkatan Udara Adisutjipto, Yogyakarta, Ahad, 26 Oktober 2014. Informasi mengenai sepak bola gajah itu dia dapat dari media massa. (Baca: Jejak Sepak Bola Gajah dalam Sepak Bola Indonesia)
"Kami akan melihat aturannya seperti apa di PSSI dan sanksinya apa. Apa yang sudah dilakukan oleh PSSI saya dukung," ujar politikus Partai Kebangkitan Bangsa yang mengaku gemar bermain sepak bola sewaktu kecil itu.
Nahrawi berharap tindakan cepat PSSI terhadap dua klub itu menjadi momentum penting pembenahan sepak bola Indonesia. "Semoga kejadian ini tidak terulang lagi. Tidak hanya bagi klub, tetapi juga bagi wasit dan pemain," ujarnya.
Dalam waktu dekat, Menteri yang baru bekerja tiga hari itu berencana menemui pengurus PSSI untuk berkonsolidasi. "Kemenpora akan mengamati perkembangan kejadian itu dan akan kami sampaikan apa saja yang perlu kita perbaiki. Pasti akan kami sampaikan," ucapnya.