Bambang Pamungkas Bicara Klub yang Tunggak Gaji
Editor
Nurdin Saleh TNR
Sabtu, 31 Januari 2015 05:59 WIB
TEMPO.CO , Jakarta: PT Liga Indonesia telah memutuskan dua klub yang terlibat di Liga Super Indonesia 2015 tidak lolos verifikasi. Kedua klub itu adalah Persiwa Wamena dan Persik Kediri. Persoalan keuangan menjadi alasan utama tersingkirnya kedua klub tersebut dari pentas LSI musim ini. Pemain Persija Jakarta Bambang Pamungkas menyambut baik keputusan dari PT Liga. Menurut dia, langkah itu bisa menjadi peringatan kepada klub lainnya yang kondisi keuangannya tidak layak untuk mengarungi kompetisi selama satu musim.
"Perkembangannya (verifikasi klub) sekarang sudah bagus, tapi masih ada banyak hal lainnya yang belum terselesaikan," kata Bambang saat menghadiri diskusi yang digelar oleh Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), di Jakarta, kemarin. Satu masalah yang menjadi perhatian Bambang adalah mengenai gaji pemain yang belum dibayar oleh klub. Hingga kini, ucapnya, persoalan utang gaji pemain tidak mendapat perhatian utama bagi manajemen klub.(Baca: PT Liga Verifikasi Keuangan Persebaya dan Persija)
Bambang berharap, keberanian PT Liga tersebut bisa diikuti oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Ia ingin federasi bisa mengawal dan mengikuti proses verifikasi klub, terutama menyangkut hak pemain. "Biar semakin berkualitas sepak bolanya ya aturannya harus ditegakkan. Soalnya masih banyak hak pemain yang belum terselesaikan," kata dia. (Baca: Nasib Persija, Persebaya, dan PSM Masih Digantung)
Mantan pemain tim nasional Indonesia itu pernah mengalami keterlambatan pembayaran gaji pada musim 2013-2014 kala membela Persija Jakarta. Bambang sempat melayangkan gugatan hukum terhadap Persija. Namun pada akhirnya ia memilih berdamai. Kini, setelah satu musim bermain bersama Pelita Bandung Raya, Bepe-panggilan akrab Bambang-memutuskan kembali ke Persija. "Ini soal perasaan. Persija yang membesarkan saya dan jika ada kesempatan untuk kembali, saya akan memilih pulang ke rumah (Persija)," kata dia.
Selanjutnya: APPI Nilai PSSI Tak Tegas
<!--more-->
Anggota tim hukum APPI Janes Silitonga menilai PSSI kurang tegas ketika terjadi benturan yang melibatkan klub. Lain halnya jika seorang pemain yang melakukan pelanggaran di lapangan, sanksi pun cepat diputuskan. Seperti dalam kasus sepak bola gajah misalnya. Menurut dia sanksi terhadap pemain cepat diputuskan tapi sebaliknya bagi klub. "Tidak ada ketegasan di federasi. Kalau pemain salah hukumannya jelas, tapi kalau giliran klub maka jadi longgar," kata Janes.(Baca: Arema, PBR, dan Gresik United Lolos Verifikasi LSI)
Rekan Janes di APPI, Riza Hufaida yang juga tergabung di tim hukum persoalan tersendatnya gaji pemain sudah menjadi cerita lama yang selalu berulang tiap tahun. Kendati demikian, APPI tidak akan surut untuk terus memperjuangkan hak pemain yang belum dibayarkan. Jika federasi tidak bisa membuat keputusan yang tegas, maka APPI meminta kepada Badan Olahraga Profesional Indonesia untuk mengambil tindakan tegas kepada klub.
Sejauh ini BOPI sudah melakukan pendekatan kepada PT Liga Indonesia untuk dilibatkan dalam proses verifikasi klub. Ketua Bidang Hukum BOPI Imam Suroso menyatakan BOPI sudah mengedarkan surat pemberitahuan kepada PT Liga agar setiap klub peserta kompetisi LSI membenahi isi kontrak pemain. "Kami sedang menunggu. Saya berharap dua pekan sebelum kick off surat kontrak pemain sudah selesai untuk kami verifikasi," kata Imam. Tujuan dari proses verifikasi oleh BOPI ini, lanjutnya, adalah untuk melindungi para pemain yang berkompetisi di LSI. "Kami malu jika ada pemain asing yang ditelantarkan oleh klub," ucapnya.
ADITYA BUDIMAN
Berita Lain
Arema Bertekad Taklukkan Persib
Persija Tur ke Jawa Tengah
Eks Gelandang Barcelona Diincar PSM Makassar
Koh Traore Ikut Seleksi Pemain Asing Persib
Djajang: Peluang Persib 50 Persen