Gelandang Chelsea Eden Hazard, mencetak gol kegawang Tottenham Hotspur untuk memperkecil ketinggalan saat pertandingan Liga Inggris di White Hart Lane, London, 1 Januari 2015. AP/Kirsty Wigglesworth
TEMPO.CO , Jakarta:Jangan coba-coba meneriakkan kata 'Yid" saat Chelsea berduel dengan Tottenham Hotspur dalam laga Final Piala Liga Inggris yang akan berlangsung di Wembley Arena, Ahad malam, 1 Maret 2015. Sebab, anda akan diringkus petugas keamanan.
Itulah pesan yang dirilis manajemen Chelsea beberapa hari sebelum laga final digelar. Melalui website resmi mereka, Chelsea mengingatkan para pendukungnya agar menjaga sikap dengan tidak bersikap rasis.
"Jika kami mendapati ada pendukung kami yang melakukan tindakan rasis atau sikap antisemit, kami akan mengambil tindakan yang keras, termasuk melakukan tuntutan pidana,' demikian pernyataan Chelsea.
Sikap keras Chelsea ini bermula dari insiden yang terjadi pekan lalu, ketika sejumlah pendukung Chelsea mendorong keluar seorang pria berkulit hitam dari kereta di Paris sebelum laga Chelsea kontra Paris Saint Germain digelar di Stadion Parc des Princes.
Kejadian ini terekam dalam kamera amatir. Dalam video tersebut, selain mendorong, para pendukung Chelsea itu juga diketahui menyanyikan, "Kami rasis, kami rasis, dan begitulah yang kami sukai."
Souleymane, 33 tahun, korban rasisme tersebut, tak melakukan perlawanan. Ia mengambil kereta berikutnya dan langsung pulang. "Apa yang akan saya katakan kepada anak saya? Ayah didorong di kereta karena hitam?" katanya.
Kepolisian Kota Paris telah merilis tiga dari pelaku rasis tersebut. Namun tindakan hukum terhadap mereka masih menunggu laporan dari Souleymane.
<!--more--> Untuk mencegah kejadian tersebut berulang itulah Chelsea merilis peringatan agar para pendukungnya tak berbuat macam-macam, termasuk meneriakkan "Yid" saat laga final Piala Liga Inggris melawan Tottenham.
Yids berawal dari kata Yiddish, sebutan untuk kaum Yahudi yang bermukim di Inggris. Istilah ini identik dengan pendukung Tottenham Hotspur. Bagi mereka, istilah ini sangat sensitif dan seringkali dianggap penghinaan.
Selain Chelsea, upaya pencegahan juga dilakukan Organisasi Anti Diskriminasi (Kick it Out) di London. Mereka meminta polisi mengerahkan lebih banyak personelnya untuk mengawal laga ini.
"Kami menerima banyak sekali komplain setiap kali Chelsea berhadapan dengan Tottenham Hotspur. Kami harus menempatkan lebih banyak polisi di sana," kata Lord Ouseley, presiden Kick it Out.
Chelsea tak main-main dengan ancamannya terhadap para pelaku rasis. Mereka telah melarang tiga pelaku rasisme di paris memasuki Stadion Stamford Bridge. Larangan ini berlaku seumur hidup.
Inggris memang menerapkan aturan yang ketat soal rasisme. Jangankan pendukung, sejumlah pemain beken di liga tersebut juga pernah dikenai sanksi karena kasus ini, seperti John Terry dan Luis Suarez.