Kiper Sriwijaya Fc, Dian Agus menahan tendangan pemain PSM Makassar, Rahmat pada pertandingan Liga Qatar National Bank (QNB) 2015 di Stadion Andi Matalatta, Makassar, 11 April 2015. PSM mendapatkan hadiah penalti pada menit ke-53. Aksi Wildansyah yang menjatuhkan Kurniawan di kotak terlarang memaksa wasit menunjuk titik putih, Vucicevic yang menjadi algojo sukses membuat gol. TEMPO/Fahmi Ali
TEMPO.CO, Palembang - Sejumlah pihak masih menyayangkan terjadinya kemelut dalam persepakbolaan nasional yang berujung penghentian Liga Super Indonesia atau Liga Bank Nasional Qatar (BNQ). Sriwijaya Football Club dan sponsornya termasuk yang merasa dirugikan oleh konflik yang terjadi antara Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia dan Kementerian Pemuda dan Olahraga yang dipimpin Imam Nahrawi.
Bank Sumsel Babel selaku salah satu sponsor kakap bagi klub berjulukan Laskar Wong Kito ini berharap perselisihan itu dapat segera berakhir. "Semoga ada solusi yang tepat yang dihasilkan oleh Menpora dan PSSI," kata Faisol Sinin, Sekretaris Korporat Bank Sumsel Babel, Senin, 27 April 2015. Menurut dia, perusahaannya menginginkan Liga BNQ dapat bergulir sebagaimana mestinya, sehingga masyarakat nasional, khususnya Sumatera Selatan, mendapatkan tontonan yang menarik dan bermutu.
Sebagai salah satu sponsor utama Sriwijaya FC, menurut Faisol Sinin, pihaknya telah menyiapkan dana hingga miliaran rupiah untuk turut serta mengembangkan klub itu. Sebagai salah satu imbalan dukungan dana tersebut, perusahaan milik Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan serta kabupaten/kota se-Sumatera Selatan dan Bangka Belitung ini memiliki kewenangan mengelola transaksi perbankan SFC. "Sesuai dengan MoU, kami mengelola seluruh transaksi perbankan Sriwijaya."
Faisal Mursyid, Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri selaku operator klub SFC, menuturkan pihaknya khawatir sejumlah sponsor akan menarik diri dari komitmen awal mereka gara-gara pemberhentian Liga BNQ. Ia mengatakan kondisi ini akan berdampak terhadap performa dan mental pemain. Karena itu, SFC mendesak Kementerian Pemuda dan Olahraga, PSSI, dan PT Liga Indonesia segera menghentikan konflik dan memulai kompetisi. Kami tentu sangat khawatir karena jadwal terbaru juga tidak bisa dijalankan karena tidak mendapat izin dari kepolisian," kata Faisal.
Sejauh ini, Faisal melanjutkan, pihaknya belum mendapatkan ancaman serius dari sponsor. Tapi kondisi ini bisa berubah jika tak kunjung ada solusi atas penghentian Liga BNQ. Selain didukung Bank Sumsel Babel, SFC disokong PT Bukit Asam dan perusahaan daerah serta swasta nasional lain. "Bisa saja mereka menarik diri karena terlalu lama menunggu," kata Faisal.