Skandal FIFA Tak Pengaruhi Sanksi untuk Indonesia

Reporter

Rabu, 27 Mei 2015 19:01 WIB

Joseph S. Blatter. AP/Keystone/Walter Bieri

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komite Eksekutif Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Jamal Azis, mengatakan penangkapan pejabat teras Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) yang dicurigai terkena suap tak akan menyurutkan langkah lembaganya untuk meminta dukungan agar Kementerian Pemuda dan Olahraga membatalkan surat pembekuan PSSI. Menurut dia, penangkapan itu justru semakin memberikan keyakinan jika sepak bola tidak bisa disuap.

“Kami masih akan tetap melakukan langkah agar Kemenpora mencabut surat pembekuan dan meninjau keberadaan BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia). Soal pencabutan pembekuan ini pak Jusuf Kalla juga sudah memberikan lampu hijau,” kata Jamal saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 27 Mei 2015.

Menurut Jamal, penangkapan pejabat FIFA tidak akan berpengaruh terhadap ancaman sanksi FIFA pada Indonesia, karena Menpora telah dinilai ikut campur tangan urusan PSSI. Menurut dia, Kemenpora harus segera mencabut surat pembekuan sebelum 29 Mei 2015 sesuai tenggat yang diberikan FIFA. “Cabut surat Menpora (pembekuan PSSI) agar Indonesia tidak kena sanksi dan roda sepak bola bisa berjalan lagi,” katanya.

Menpora membekukan PSSI April lalu karena mengakabikan BOPI yang tidak merekomendasikan Persebaya dan Arema Cronus mengikuti kompetis Liga Indonesia (Liga Bank Nasional Qatar). Masalah kepemilikan dua klub itu dinilai masih belum diselesaikan dengan tuntas. BOPI adalah lembaga di bawah kantor Menpora yang berwenang memberi rekomendasi layak tidaknya pertandingan atau kompetisi olahraga.

Jamal meminta agar penangkapan pengurus FIFA tidak dinilai sebagai kebobrokan lembaga sepak bola dunia tersebut. Menurut dia, penangkapan itu justru menjadi bukti ketatnya pengawasan yang dilakukan FIFA terhadap para seluruh anggota dan pengurusnya. “Ini pembuktian begitu bersih dan ketatnya pengawasan FIFA terhadap kasus pengaturan pertandingan, pencucian uang, dan suap. Kami dari PSSI juga sudah melakukan kerja sama intelejen dengan radar sport untuk mengawasi praktik tersebut,” ujar dia.

Pada Rabu pagi, 27 Mei 2015, sejumlah pejabat FIFA ditangkap oleh Kepolisian Swiss di Hotel Bintang lima di kawasan Zurich. Penangkapan dilakukan atas permintaan Departemen Kehakiman Amerika Serikat yang sebelumnya telah menyelidiki tuduhan korupsi di FIFA. Penangkapan dilakukan saat para perwakilan berkumpul menjelang Kongres FIFA.

Ada sekitar 10 pejabat senior yang diduga terlibat dalam kasus dugaan penggelapan, pemerasan, dan pencucian uang. Beberapa nama yang disebut ditangkap adalah Jeffrey Web dari Kepulauan Cayman. Dia menjabat Wakil Presiden Komite Eksekutif. Nama lainnya adalah Eugenio Figueredo dari Uruguay yang menjabat Wakil Presiden Eksekutif sekaligus Presiden Asosiasi Sepakbola Amerika Selatan, Jack Warner dari Trinidad dan Tobago yang merupakan mantan anggota Komite Eksekutif.

Mereka diduga terlibat dalam permainan di penawaran hak siar TV, pemasarannya, serta suap saat pemilihan tuan rumah Piala Dunia. Saat ini Departemen Kehakiman Amerika Serikat tengah mencari cara mengekstradisi para pejabat yang ditangkap tersebut.

ANGGA SUKMAWIJAYA

Berita terkait

Sepp Blatter Mengaku Gagal Melindungi Sepak Bola dari Intervensi Politik dan Bisnis

21 Desember 2022

Sepp Blatter Mengaku Gagal Melindungi Sepak Bola dari Intervensi Politik dan Bisnis

Sepp Blatter mengatakan telah mencoba mengendalikan bisnis tetapi telah berulang kali gagal.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Pemilihan Qatar sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022 dan Skandal Suap FIFA

12 November 2022

Kilas Balik Pemilihan Qatar sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022 dan Skandal Suap FIFA

The Guardian merilis laporan adanya dugaan suap kepada para pejabat FIFA untuk memilih Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Baca Selengkapnya

Sepp Blatter Sebut Qatar Sebagai Pilihan Buruk untuk Piala Dunia 2022

9 November 2022

Sepp Blatter Sebut Qatar Sebagai Pilihan Buruk untuk Piala Dunia 2022

Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter, mengatakan seharusnya yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 adalah Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Profil Gianni Infantino, Presiden FIFA yang Bertemu Presiden Jokowi

19 Oktober 2022

Profil Gianni Infantino, Presiden FIFA yang Bertemu Presiden Jokowi

Gianni Infantino bertemu Presiden Jokowi bicarakan persepakbolaan nasional setelah Tragedi Kanjuruhan. Ini profil Presiden FIFA.

Baca Selengkapnya

Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

8 Juni 2022

Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.

Baca Selengkapnya

FIFA Ajukan Gugatan Kriminal pada Mantan Presidennya, Sepp Blatter

22 Desember 2020

FIFA Ajukan Gugatan Kriminal pada Mantan Presidennya, Sepp Blatter

Badan sepak bola dunia atau FIFA mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan gugatan kriminal terhadap mantan presidennya, Sepp Blatter.

Baca Selengkapnya

Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

3 Agustus 2020

Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

Badan sepak bola dunia FIFA menyatakan pihak berwenang Swiss tidak mempunyai alasan untuk meluncurkan penyelidikan kriminal atas Gianni Infantino.

Baca Selengkapnya

Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

26 Mei 2020

Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

Badan sepak bola dunia (FIFA) menskors presiden federasi sepak bola Haiti Yves Jean-Bart terkait kasus pelecehan seks.

Baca Selengkapnya

FIFA Desak Swiss Lanjutkan Penyelidikan Kasus Hukum Sepp Blatter

3 Mei 2020

FIFA Desak Swiss Lanjutkan Penyelidikan Kasus Hukum Sepp Blatter

Badan Sepak Bola Dunia atau FIFA mendesak Kejaksaan Agung Swiss melanjutkan proses penyelidikannya terhadap kasus pelanggaran hukum Sepp Blatter.

Baca Selengkapnya

Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

8 April 2020

Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Baca Selengkapnya