TEMPO.CO, Jakarta -Visa Inc telah berkata kepada FIFA bahwa pihaknya bisa saja menghentikan mensponsori badan sepak bola dunia itu jika tidak mengambil langkah cepat dalam memulihkan reputasi sepak bola setelah para pejabat senior FIFA ditangkap karena sangkaan suap dan korupsi.
Pernyataan dari Visa yang menjadi mitra FIFA pada 2007 dan belum lama ini memperpanjang hubungannya sampai 2022, sejauh ini adalah sponsor yang paling tajam mengeluarkan pernyataan keprihatinannya pada skandal yang menggulung olah raga paling populer di dunia itu.
"Kekecewaan dan keprihatinan kami kepada FIFA menyangkut perkembangan hari ini adalah mendalam. Sebagai pihak sponsor, kami mengharapkan FIFA mengambil langkah cepat dan segera dalam mengatasi masalah-masalah di dalam organisasinya," demikian pernyatan perusahaan penerbit kartu kredit dan kartu debit terbesar di dunia itu.
Menurut Visa, langkah ini dimulai dari membangun kembali budaya dengan praktik etik yang kuat. "Jika FIFA gagal melakukan hal ini, kami telah memberi tahu mereka bahwa kami akan meninjau kembali kesponsoran kami."
Rabu waktu Amerika Serikat para jaksa negeri ini menyampaikan dakwaan yang menuduh sembilan pejabat FIFA dan lima eksekutif media dan promosi olah raga melakukan penyuapan yang melibatkan lebih dari 150 juta dolar AS selama 24 tahun.
Dakwaan itu juga mengatakan bahwa pada 1996, sebuah perusahaan olah raga global, yang tidak disebutkan namanya dalam dokumen pengadilan, setuju membayar 160 juta dolar AS selama 10 tahun untuk menjadi pemasok eksklusif sepatu, seragam, aksesoris, dan perlengkapan timnas Brasil. Namun yang jelas sejauh ini hanya Nike Inc yang dikenal menjadi sponsor timnas Brasil.
Dakwaan itu menyatakan perusahaan itu menyepakati syarat-syarat finansial, bukan pada kontrak perdana yang termasuk pembayaran tambahan 40 juta dolar AS dalam bentuk "fee pemasaran" kepada sebuah afiliasi agen pemasaran tim yang memiliki sebuah rekening bank Swiss.
Jaksa Agung AS Loretta Lynch menolak mengomentari apakah ada kelayakan untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki hak memasarkan dan apakah mereka juga diinvestigasi.
Namun Lynch menyatakan "investigasi berlanjut dan menyangkut semua aspek."
Dia menolak mengomentari apakah salah satu perusahaan itu Nike.
Nike sendiri kemudian mengeluarkan pernyataan, "Sebagaimana para penggemar di mana saja, kami peduli sepenuh hati kepada olah raga ini dan prihatin oleh sangkaan-sangkaan yang sangat serius ini."
"Nike mempercayai etika dan fair play baik dalam bisnis maupun olah raga dan sangat menentang segala bentuk manipulasi atau suap. Kami telah kooperatif dan akan terus demikian, dengan pihak berwenang," kata Nike seperti dikutip Reuters.
ANTARA
Berita terkait
Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang
8 Juni 2022
Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.
Baca SelengkapnyaTanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss
3 Agustus 2020
Badan sepak bola dunia FIFA menyatakan pihak berwenang Swiss tidak mempunyai alasan untuk meluncurkan penyelidikan kriminal atas Gianni Infantino.
Baca SelengkapnyaKasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti
26 Mei 2020
Badan sepak bola dunia (FIFA) menskors presiden federasi sepak bola Haiti Yves Jean-Bart terkait kasus pelecehan seks.
Baca SelengkapnyaRusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022
8 April 2020
Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Baca SelengkapnyaSkandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi
7 April 2020
Empat mantan anggota Komite Eksekutif FIFA disebut menerima suap hingga jutaan dolar Amerika untuk pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Baca SelengkapnyaPiala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar
31 Juli 2018
Tim pencalonan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dituduh menggunakan cara-cara kotor untuk menang.
Baca SelengkapnyaBoikot Bertambah Mendekati Pembukaan, Piala Dunia 2018 Batal?
27 Maret 2018
Negara-negara yang menyatakan akan melakukan boikot bertambah ketika Piala Dunia 2018 tinggal tiga bulan lagi.
Baca SelengkapnyaPresiden FIFA: Piala Dunia 2018 Tak Akan Jadi Ajang Perang
19 Maret 2018
Presiden FIFA Gianni Infantino menegaskan kecemasan terhadap potensi bentrok suporter Rusia dan Inggris tak akan terjadi di Piala Dunia 2018.
Baca SelengkapnyaFIFA Didesak Batalkan Chechnya sebagai Markas Timnas Mesir
13 Februari 2018
Keputusan FIFA untuk mengijinkan ibukota Chechnya, Grozny, sebagai markas Timnas Mesir mengundang protes.
Baca SelengkapnyaPiala Dunia 2018: Peluang Arab Saudi di Mata Sami Al-Jaber
3 Februari 2018
Sami Al-Jaber bangga tim Arab Saudi bisa bermain pada partai pembukaan Piala Dunia 2018.
Baca Selengkapnya