TEMPO.CO, Zurich - Sepp Blatter menolak mengundurkan diri dari kedudukannya sebagai Presiden Asosiasi Federasi Sepak Bola Intenasional (FIFA) menyusul permintaan Ketua Asosiasi Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) Michel Platini. Blatter, Pria Swiss berusia 79 tahun, mengadakan pertemuan darurat dengan sejumlah tokoh kunci FIFA pada Kamis, 28 Mei, setelah tujuh pejabat terasnya dan tujuh lainnya ditangkap dan ditahan polisi Swiss. Rabu kemarin setelah diduga menerima suap, menggelapkan pajak, dan pencucian uang. Penangkapan ini atas permintaan polisi AS yang didasarkanpada hasil penyelidikan FBI atau Biro Penyelidik Federal.
Platini secara pribadi telah meminta Blatter mundur. Legenda sepak bola Prancis ini menyebut Blatter “seperti teman”, namun bos FIFA itu memberi tahu dia “sudah terlambat” untuk berhenti. Platini menambahkan krisis yang menimpa FIFA saat ini “Jelas memuakkan” dam mengatakan “orang sudah bosan”.
Blatter ingin memperpanjang jabatannya untuk periode kelima setelah sejak 1998 menduduki jabatan itu. Ia bersaing dengan Pangeran Ali bin al-Hussein dari Yordania, yang kini menjabat Wakil Presiden.
Negara-negara Eropa anggota UEFA mendukung Pangeran Ali dalam pemilihan itu, kecuali Rusia yang akan mendukung Blatter. Rusia dipilih menjadi tuan rumah penyelenggara Piala Dunia 2018.
Inggris yang kompetisi sepak bolanya menjadi perhatian dunia mendukung Pangeran Ali. Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Ketua Persatuan Sepak Bola Inggris, Greg Dyke, bergabung dengan para tokoh dunia yang mendesak Blatter turun dari jabatannya. Anggota Komite Eksekutif FIFA dari Inggris, David Gill, akan mundur kalau Blatter dipilih kembali.
Sejauh ini negara-negara Afrika dan Asia mendukung Blatter, sementara Australia mendukung Pangeran Ali. Pemilihan Presiiden FIFA akan berlangsung Jumat besok di arena Kongres FIFA di Zurich, Swiss.
