Diskors, Presiden FIFA Non-Aktif Berupaya Pulihkan Reputasi

Reporter

Editor

guruh riyanto

Jumat, 9 Oktober 2015 01:23 WIB

Presiden FIFA Sepp Blatter melihat gepokan uang kertas palsu yang akan dilemparkan oleh komedian Inggris Lee Nelson saat konferensi pers setelah Rapat Komite Eksekutif FIFA Luar Biasa di Markas FIFA di Zurich, Swiss, 20 Juli 2015. Ennio Leanza/Keystone via AP

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden FIFA non-aktif Sepp Blatter keberatan dengan sanksi skorsing dari Komite Etik. Ia tengah mencari upaya untuk membersihkan namanya.

Blatter dalam keterngan tertulisnya menyebutkan, ia merasa vonis itu tidak adil. Sebab, ia tidak memiliki kesempatan membela diri di hadapan Komite Etik. "Presiden Blatter kecewa karena Komite Etik tidak mematuhi Kode Etik dan Kode Disiplin. Kedua kode itu menyediakan kesempatan Blatter untuk berbicara," ujar keterangan tertulis pengacara Blatter, seperti diberitakan ESPNFC.

Blatter yakin, ia tidak seharusnye menerima sanksi karena ia tidak bersalah. Menurutnya, Komite Etik tidak bisa menjadikan penyelidikan Kejaksaan Agung Swiss sebagai landasan vonis. "Kejaksaan Agung melakukan penyelidikan. Tapi, tidak ada dakwaan terhadap presiden. Faktanya, jaksa wajib demi hukum menghentikan kasus itu jika penyelidikan mereka, yang sudah hampir dua minggu, tidak menemukan barang bukti cukup," imbuh pengacara Blatler.

Blatter saat ini mencari celah untuk membersihkan nama. "Presiden Blatter menunggu kesempatan menghadirkan bukti yang menunjukan ia tidak terlibat kesalahan, kriminal dan lain sebagainya," katanya.

Komite Etik FIFA menjatuhkan skors 90 hari pada Presiden FIFA Sepp Blatter, Wakil Presiden Michel Platini, dan Sekretaris Jenderal Jerome Valcke pada Kamis, 08 Oktober 2015. Blatter diduga terlibat dalam penyalahgunaan dana hak siar televisi Piala Dunia 2010 pada Asosiasi Sepak bola Karibia dengan harga di bawah nilai pasar senilai 389 ribu poundsterling atau Rp 8,1 miliar. Asosiasi itu kemudian menjual kembali untuk mendapat keuntungan senilai 11 juta poundsterling atau Rp 231 miliar.

ESPNFC | GURUH RIYANTO

Berita terkait

Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

8 Juni 2022

Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.

Baca Selengkapnya

Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

8 April 2020

Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Baca Selengkapnya

Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

7 April 2020

Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

Empat mantan anggota Komite Eksekutif FIFA disebut menerima suap hingga jutaan dolar Amerika untuk pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar

31 Juli 2018

Piala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar

Tim pencalonan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dituduh menggunakan cara-cara kotor untuk menang.

Baca Selengkapnya

Presiden PSG Disebut Terlibat Dalam Kasus Suap Sekjen FIFA

13 Oktober 2017

Presiden PSG Disebut Terlibat Dalam Kasus Suap Sekjen FIFA

Presiden PSG Nasser Al Khelaifi diduga menyuap Sekjen FIFA Jerome Valcke terkait hak siar Piala Dunia di sejumlah negara.

Baca Selengkapnya

FIFA Akhirnya Rilis Laporan Investigasi Piala Dunia yang Bocor

28 Juni 2017

FIFA Akhirnya Rilis Laporan Investigasi Piala Dunia yang Bocor

FIFA memutuskan untuk menerbitkan laporan Garcia soal keputusan
untuk menunjuk Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia.

Baca Selengkapnya

Korupsi FIFA, Arzuaga Akui Bersalah dalam Pencucian Uang

16 Juni 2017

Korupsi FIFA, Arzuaga Akui Bersalah dalam Pencucian Uang

Mantan bankir Jorge Arzuaga mengaku bersalah pada Kamis
terhadap kasus konspirasi pencucian uang AS

Baca Selengkapnya

Langkah FIFA dalam Memerangi Korupsi Dipertanyakan

10 Mei 2017

Langkah FIFA dalam Memerangi Korupsi Dipertanyakan

Keputusan FIFA memberhentikan tim etik "adalah kemunduran
dalam perang melawan korupsi"

Baca Selengkapnya

Korupsi FIFA, Jerome Valcke Ajukan Banding atas Skorsingnya  

1 Maret 2017

Korupsi FIFA, Jerome Valcke Ajukan Banding atas Skorsingnya  

Mantan Sekjen FIFA Jerome Valcke mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) terhadap skorsing 10 tahun yang diterimanya.

Baca Selengkapnya

Aleksander Ceferin Jadi Presiden UEFA Gantikan Platini

15 September 2016

Aleksander Ceferin Jadi Presiden UEFA Gantikan Platini

Aleksander Ceferin, presiden federasi sepak bola Slovenia, terpilih sebagai kepala badan sepak bola Eropa UEFA yang baru.

Baca Selengkapnya