TEMPO.CO, Jakarta -- PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS), operator Liga Prima Indonesia (LPI), memundurkan kick-off kompetisi dari sebelumnya 9 Februari menjadi 11 Februari 2013. Penundaan kick-off itu dilakukan karena berdekatan dengan agenda tim nasional. Pada 6 Februari, timnas memang akan melawan Irak di Doha, Qatar, dalam Kualifikasi Piala Asia 2015.
"Kalau kick-off 9 Februari terlalu dekat dengan pertandingan timnas. Jadi, kami menggeser tanggal kick-off agar para pemain yang bergabung ke timnas bisa memiliki waktu untuk beristirahat," kata Ketua PT LPIS, Widjajanto, Kamis, 17 Januari 2013.
Kesepakatan memundurkan kick-off itu dicapai LPIS dan klub peserta LPI dalam pertemuan manajer Rabu malam di Jakarta. "Mereka (klub-klub) beralasan ingin memberikan waktu istirahat kepada para pemainnya. Jadi, mereka bisa ikut kompetisi dengan kondisi lebih segar," kata Widjajanto lagi.
Selain memastikan jadwal kompetisi, pertemuan manajer klub dengan LPIS semalam juga menjelaskan detail kerja sama dengan News Corp. Perusahaan media milik taipan Rupert Murdoch tersebut masuk sebagai investor LPI untuk 25-30 tahun ke depan dengan masa tinjau kerja sama setiap lima hingga sepuluh tahun.
Setiap tahunnya, perusahaan yang membawahi stasiun televisi FOX Sports itu akan mengucurkan dana sebesar USD 20-30 juta. News Corp, dikatakan Widjajanto, juga akan memberikan subsidi senilai Rp 2,5 miliar kepada setiap klub. "Mereka juga akan memberikan saran terkait usulan produksi liga agar lebih baik ke depannya," ujar Widjajanto.
Menurut Direktur Kerja Sama dan Pembangunan News Corp untuk Asia, Sarah Harden, dengan kerja sama tersebut, kompetisi Indonesia pun kemungkinan bisa ditayangkan di luar negeri. "Kami akan memanfaatkan jaringan kami di luar negeri. Kami punya pengalaman serupa di Belanda dan Afganistan," kata Sarah harden.
Widjajanto berharap dengan kerja sama bersama News Corp bisa meningkat nilai jual LPI. Untuk mengatrol hal tersebut, nominal hadiah juara LPI musim depan pun ditingkatkan menjadi USD 1 juta atau sekitar Rp 10 miliar.
ARIE FIRDAUS