Kaleidoskop: 10 Pernyataan Terheboh Ketum PSSI, Edy Rahmayadi
Reporter
Aditya Budiman
Editor
Ariandono
Sabtu, 29 Desember 2018 05:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kaleidoskop sepak bola Indonesia 2018 tak hanya ramai dan seru di soal laga di dalam lapangan. Seringkali peristiwa yang terjadi di luar lapangan lebih menarik perhatian.
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Edy Rahmayadi dalam satu tahun terakhir mendapat sorotan pencinta sepak bola nasional. Pernyataannya kerap kali melahirkan pro dan kontrak. Salah satu anggota Komite Eksekutif Gusti Randa sempat mengingatkan agar Edy lebih berhati-hati membuat pernyataan.
Berikut pernyataan konstroversial yang pernah dilontarkan Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI:
1. "Siapa mereka? Seenaknya saja mengontrak-ngontrak. Kalau mata duitan, ya repot juga kita. Tidak ada jiwa nasionalisme. Nanti akan saya kumpulkan segera."
Pernyataan yang disampaikan Edy itu menanggapi dua pemain Indonesia Evan Dimas dan Ilham Udin. Keduanya memilih merumput untuk klub Malaysia, Selangor FA dengan durasi kontrak satu musim. Pria yang kini menjabat Gubernur Sumatera Utara itu tak senang bila keduanya bermain di klub asing karena dianggap tidak nasionalisme.
2. “Oh enggak akan mundur, karena PSSI itu kan amanat rakyat. Justru, saya akan lebih leluasa kalau saya sudah menjadi sipil."
Sebelum terpilih menjadi Gubernur Sumatera Utara Edy menuturkan tak akan mundur dari kursi Ketum PSSI. Menurut purnawirawan Letnan Jenderal TNI AD itu, sebagai ketua tak harus selalu turun ke lapangan.
3. “Ini orang senang sekali, mau di tengah jalan ganti, dianggap PSSI ini seperti politik. Tidak, ini pembinaan sepak bola. Tolong sampaikan ke rakyat semua, besarkan PSSI. Kerjakan dengan baik."
Setelah resmi menjabat Gubernur Sumatera Utara, Edy kembali menegaskan tidak akan melepas jabatannya di PSSI.
<!--more-->
4. "Siapa bilang PSSI mau memecat Milla? Baru juga Timnas U-23 selesai bertanding masa saya mau langsung ambil keputusan. Kami punya sistem, tidak bisa seenaknya. Akan kami umumkan segera soal status pelatih Timnas Indonesia, karena dua bulan lagi akan ada ajang Piala AFF."
Edy menyatakan Luis Milla berpeluang melatih Timnas usai Asian Games 2018. Negosiasi antara PSSI dengan Luis Milla pun digelar.
5. "Luis Milla sedang pendalaman. Kalau ada coach, coach itu pelatih, dia ada masa-masa pendalaman ilmu."
Ucapan coach itu pelatih menjadi viral di media sosial. Respons itu muncul saat proses negosiasi PSSI dengan pelatih Spanyol Luis Milla tengah berjalan. Namun setelah beberapa kali berdiskusi PSSI malah menunjuk Bima Sakti yang menukangi Timnas di Piala AFF 2018.
6. "Jangankan 60 ribu, satu orang pun kalau itu memang benar adanya gara-gara saya gubernur lalu terjadi itu pembunuhan, saya akan tinggalkan jabatan Ketua Umum PSSI. Karena itu berarti saya tidak becus. Yang saya takutkan, dari 60 ribu ini mungkin salah satunya menginginkan jabatan PSSI karena saat ini dalam dunia politik. Jadi, PSSI harus saya lindungi, karena ini amanah rakyat sampai 2020."
Edy tetap bersikeras tak mau mundur menanggapi desakan publik setelah terjadi peristiwa tewasnya suporter Persija Jakarta, Haringga Sirla.
7. "Apa urusannya Anda menanyakan itu? Bukan hak Anda juga bertanya kepada saya."
Edy yang merupakan mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) tak nyaman dengan pertanyaan rangkap jabatan yang ditanyakan saat wawancara dengan Aiman Wicaksono di Kompas TV.
<!--more-->
8. "Masak sih saya menampar anak kecil? "Tangan saya ini besar loh, nampar anak kecil, terbang anaknya itu nanti."
Edy membantah telah menampar seorang suporter di laga PSMS Medan melawan Persela Lamongan. Video yang menampilkan perbincangan Edy dengan suporter PSMS yang diduga ditampar menyebar di dunia maya. Saat itu Edy berupaya memberi peringatan agar penonton tak menyalakan flare.
9. "Wartawannya yang harus baik. Kalau wartawannya baik, nanti Timnasnya baik."
Timnas Indonesia harus kandas di babak penyisihan grup Piala AFF 2018. Menjawab pertanyaan seorang wartawan saat dimintai komentar penampilan Evan Dimas cs, Edy menyebut bila wartawan baik maka Timnas pun akan baik.
10. "Saya akan tetap bertahan karena jabatan belum habis dan menginginkan PSSI bisa mencapai cita-cita. Sampai titik darah penghabisan saya akan laksanakan tugas amanat rakyat agar PSSI berkibar di nusantara."
Desakan suporter yang menginginkan Edy Rahmayadi mundur dari Ketum PSSI makin nyaring. Saat Indonesia menjadi tuan rumah di laga melawan Filipina, suporter berteriak Edy Out. Meski Timnas Indonesia gagal di Piala AFF, Edy memilih terus bertahan.
ADITYA BUDIMAN | BERBAGAI SUMBER