Sejumlah Poin Penting di Balik Keputusan Fakhri Husaini
Reporter
Tempo.co
Editor
Rina Widiastuti
Jumat, 10 Januari 2020 05:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Fakhri Husaini, pelatih tim nasional U-16 dan U-19 dari 2017 sampai 2019, meminta PSSI tidak lagi membujuknya untuk mengisi posisi asisten pelatih Timnas Indonesia, mendampingi Shin Tae-yong. Pelatih berusia 54 tahun ini menegaskan dirinya mempunyai sejumlah alasan menolak jabatan itu.
"Saya sudah mengatakan tidak mau menjadi asisten pelatih. Jawaban saya sudah final," kata Fakhri kepada Antara di Jakarta, Rabu, 8 Januari 2020.
Berikut sejumlah poin penting di balik keputusan mantan pemain Timnas Indonesia itu:
- Tawaran itu disampaikan oleh Direktur Teknik PSSI
Fakhri menuturkan, saat ada urusan dinas di Jakarta pada 6 Desember 2019, ia ditemui oleh Direktur Teknik PSSI Danurwindo di Hotel Treva. Danur yang mewakili jajaran pengurus federasi sepak bola Indonesia itu menyampaikan tawaran itu kepadanya. Tawaran itu pun langsung ditolak.
"Saya sempat mempertanyakan alasan PSSI menempatkan saya sebagai asisten pelatih apa?" kata dia.
- Fakhri mempertanyakan apakah PSSI meragukan kemampuan pelatih lokal memimpin timnas
Kepada Danur, Fakhri sempat menyampaikan apakah PSSI meragukan kemampuan pelatih lokal untuk memimpin timnas. Kalau ternyata seperti itu, ia menganggapnya sebagai pelecehan terhadap kualitas pelatih lokal. Danur tidak bisa menjawab alasan Fakhri diturunkan sebagai asisten pelatih.
Fakhri mengatakan sikapnya menolak tawaran itu karena indikator PSSI untuk mengevaluasi jajaran pelatih Timnas U-19 tidak jelas. "Kalau saya mau cari aman, cari enak. Enak banget jadi asisten, tanggung jawab tidak ada, beban enggak ada," kata dia.
- Fakhri mempertimbangkan nasib staf kepelatihan yang dipimpinnya
Mantan pelatih timnas era 1990-an ini memikirkan staf kepelatihannya yang berjuang bersama meloloskan Amiruddin Bagus Kahfi dan kawan-kawannya ke Piala Asia U-19 2020 di Uzbeskistan, seperti Mahruzar Nasution dan Sofie Imam Faizal. "Kalau saya jadi pelatih kepala, kami tetap bisa bersama karena kami bukan orang gagal," kata dia.
Menurut dia, kalau memang PSSI mau melakukan evaluasi harusnya menunggu setelah Piala Asia U-19 2020. Pengurus, kata Fakhri, bisa memberikan target setingginya kalau memang mau mengukur kapasitas jajaran pelatih. "Contohnya target juara, kan jelas patokannya," kata dia.
Berikutnya, PSSI terus melobi Fakhri...<!--more-->
- Penolakan Fakhri bukan bermaksud mengurangi rasa hormatnya kepada Shin Tae-yong
Ia menegaskan sikapnya itu bukan berarti tidak nasionalis atau bermaksud mengurangi rasa hormatnya kepada pelatih asal Korea Selatan itu. "Saya bekerja dengan pelatih asing malah bagus, justru saya bisa dapat ilmu. Saya pernah jadi asisten Sergei Dubrovin, saya pernah jadi asisten Peter White juga," ujarnya. Ia berharap sikapnya mudah-mudahan mewakili sikap pelatih lokal yang kadang diremehkan kualitasnya oleh PSSI.
- PSSI terus melobi Fakhri untuk mau membantu Shin Tae-yong
Wakil Ketua Umum PSSI Cucu Sumantri berencana menemui Fakhri untuk membujuknya agar bersedia menjadi asisten pelatih timnas. “Mudah-mudahan lusa saya bisa bertemu Fakhri. Selama ini kami menilai catatan Fakhri cukup bagus,” ujar Cucu di Jakarta, Rabu, 8 Januari 2020.
- Saat ini Fakhri fokus bekerja sebagai karyawan PT Pupuk Kaltim
Pelatih yang meloloskan Indonesia ke perempat final Piala Asia U-16 2018 dan putaran final Piala Asia U-19 2020 tersebut saat ini fokus bekerja sebagai karyawan PT Pupuk Kaltim. “Di Pupuk Kaltim saya masih tetap melatih. Ada akademi di sini. Perusahaan mempunyai program pembinaan pesepak bola muda,” tutur Fakhri.
- Fakhri tutup pintu untuk tawaran melatih klub profesional
Fakhri Husaini mengungkapkan, saat ini dirinya tak akan menerima tawaran melatih klub-klub profesional di Indonesia. Ia beralasan masih berstatus karyawan PT Pupuk Kaltim. "Selama saya menyandang status itu, saya tidak bisa melatih klub," ujarnya kepada Antara, Kamis, 9 Januari 2020.
Menurut dia, apabila melatih klub berarti dia bekerja di dua perusahaan berbeda karena tim-tim profesional Indonesia saat ini berada dalam naungan perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas (PT).
“Saya bisa melatih timnas karena itu kepentingan negara,” kata mantan pemain timnas nasional ini.
IRSYAN HASYIM | ANTARA