Bungkam Villarreal 4-0, Awal Sukses Revolusi Ronald Koeman di Barcelona
Reporter
Terjemahan
Editor
Febriyan
Senin, 28 September 2020 13:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Barcelona mengawali Liga Spanyol musim ini dengan kemenangan meyakinkan 4-0 atas Villarreal. Pelatih Ronald Koeman mengawali revolusi di tubuh Barcelona dengan sukses.
Sejak kedatangannya, Koeman memang menyuarakan revolusi di tubuh Barcelona. Dia sempat menyatakan akan mengubah seluruh kultur di klub itu yang dinilai berdampak negatif.
Salah satunya adalah kultur patronase diantara pemain. Sejumlah pemain senior Barcelona seperti Lionel Messi dianggap memiliki keistimewaan dalam mengatur banyak hal di klub itu. Mulai dari cara mereka berlatih, bermain hingga transfer pemain.
Perombakan besar yang dilakukan Koeman adalah dengan melepas para pemain senior tersebut. Ivan Rakitic, Arturo Vidal dan Luis Suarez adalah korbannya.
Ketiga pemain itu dilepas meskipun berstatus sebagai pemain inti Barcelona dalam beberapa musim terakhir. Dengan penjualan para pemain itu, Koeman ingin memberikan isyarat bahwa tak ada lagi status pemain bintang atau non bintang di tubuh Barcelona sehingga kultur patronase di klub itu terputus.
Hal kedua yang diubah Koeman adalah soal sesi latihan. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa para pemain Barcelona disebut malas berlatih fisik.
Pemain sayap Malcom yang kini berseragam Zenith St Petersburg sempat keheranan dengan rendahnya intensitas latihan di Barcelona. Masalah itu, menurut dia, membuat banyak pemain kerap mengalami cedera.
"Di sini (di Zenit) kami melakukan latihan dua kali lipat (dari Barcelona). Di Barcelona kami hanya berlatih selama 40 hingga 50 menit dan karena alasan itu mungkin saya sering mengalami cedera," ujarnya seperti dilansir media Spanyol Marca April lalu.
<!--more-->
Hal yang sama pernah ditulis oleh media-media Prancis menanggapi cedera yang kerap dialami oleh salah satu pemain muda mereka, Ousmane Dembele. Menurut mereka, cedera hamstring yang kerap menghantui Dembele karena porsi latihan fisik si pemain yang kurang, padahal dia dituntut untuk selalu berlari saat bermain.
Ronald Koeman pun mengubah kebiasaan berleha-leha pemain Barcelona. Dia melipatgandakan porsi latihan Lionel Messi cs sejak pra musim.
Tak hanya itu, dia juga mewanti-wanti para pemainnya untuk datang satu jam lebih awal dari jadwal latihan. Disiplin yang tinggi pun dia terapkan hingga mendapat julukan Sersan Ronald Koeman dari anak asuhnya.
Perubahan drastis lainnya adalah dengan merombak skema permainan 4-3-3 yang selalu dipertahankan Barcelona dalam sekitar satu dekade terakhir. Ronald Koeman lebih memilih menggunakan skema 4-2-3-1 yang memang kerap menjadi andalannya saat melatih Timnas Belanda.
Perubahan itu tak lepas dari evaluasi yang dia lakukan terhadap performa Barcelona musim lalu. Meskipun memiliki lini serang yang menakutkan, Barcelona memiliki kelemahan di lini belakang.
Sudah mulai menuanya para pemain bertahan Barcelona seperti Gerard Pique, Jordi Alba hingga gelandang bertahan Sergio Busquet, dianggap sebagai penyebab masalah tersebut. Koeman tak bisa langsung menjual mereka karena keuangan klub sedang dilanda krisis.
Karena itu dia membutuhkan seorang tenaga muda seperti Frenkie de Jong yang lebih dapat diandalkan untuk memutus serangan lawan. Bersama Busquet, De Jong menjadi lapisan pertama pertahanan Barcelona.
Koeman juga berupaya memutus rantai ketergantungan terhadap Lionel Messi di lini depan. Messi tak lagi diberi peran sebagai ujung tombak, tetapi lebih sebagai kreator dan penyuplai bola bagi pemain lainnya seperti Ansu Fati dan Antoine Griezmann.
Keberadaan Philippe Coutinho juga membuat lini tengah Barcelona jauh lebih kreatif dari sebelumnya. Ronald Koeman tampak ingin mengembalikan jantung permainan Barcelona ke lini tengah seperti saat mereka masih memiliki Xavi Hernandez dan Andres Iniesta.
<!--more-->
Hasil 4-0 membuktikan bahwa perubahan yang dilakukan Koeman berjalan dengan baik. Dua gol yang diciptakan Ansu Fati mampu menunjukkan bahwa Barcelona bisa keluar dari bayang-bayang kehebatan Lionel Messi.
Selain itu, Fati juga membuktikan bahwa keputusan Koeman untuk melepas Luis Suarez dan memberikan tempat kepadanya di skuad inti Barcelona cukup tepat.
Keputusan Koeman untuk memberi kesempatan kedua kepada Philippe Coutinho pun mendapat pujian. Gelandang asal Brasil itu disebut tampil lebih matang, bertanggung jawab, dan berani di lini tengah Barcelona.
Coutinho terbukti menjadi sentral serangan Barcelona dengan akurasi umpannya yang mencapai 91,5 persen pada laga tersebut. Statistik pertandingan seperti dilansir laman Whoscored bahkan menunjukkan bahwa Coutinho mengungguli Lionel Messi dalam beberapa sektor.
Di lini belakang, pertahanan Barcelona juga dinilai lebih kokoh. Penjaga gawang Neto bahkan baru bekerja keras melakukan penyelamatan pada menit ke-88 ketika Take Kubo melepaskan tendangan dari dalam kotak penalti.
Tendangan Kubo itu bahkan menjadi satu-satunya ancaman bagi gawang Barcelona pada laga itu. Villarreal tercatat hanya mampu menciptakan lima kesempatan menembak meskipun cukup mengimbangi penguasaan bola La Blaugrana.
Ketiga hal di atas, setidaknya memberikan sinyal positif perubahan di tubuh Barcelona untuk saat ini. Akan tetapi, musim baru saja dimulai dan perjalanan masih teramat panjang. Revolusi Meneer Ronald Koeman masih harus menemui ujian-ujian berat seperti laga El Clasico di Liga Spanyol atau kompetisi Liga Champions yang dikenal kejam dan melelahkan.
SPORT| MARCA| AS| WHOSCORED