Fenomena Liverpool dari Monster Menjadi Cebol: Simak 6 Penyebab Utama Kemunduran

Reporter

Terjemahan

Editor

Nurdin Saleh

Selasa, 9 Maret 2021 18:00 WIB

Ekspresi pemain Liverpool Trent Alexander-Arnold dan rekan-rekannya usai dikalahkan Chelsea dalam pertandingan Liga Inggris di Anfield, Liverpool, 5 Maret 2021. Pool via REUTERS/Laurence Griffiths

TEMPO.CO, Jakarta - Liverpool mengalami kemerosotan luar biasa di Liga Inggris. Dari tim juara yang tampil sangat dominan, mereka kini menjadi tim papan tengah yang bahkan akan sulit meraih tiket Liga Champions musim depan.

Musim lalu, Liverpool meraih gelar ke-19, yang pertama sejak 1990. Mereka melakukannya dengan sangat bergaya: unggul 18 poin dari Manchester City dan memastikan gelar itu dengan rekor paling awal yakni dengan tujuh laga tersisa.

Musim ini, keperkasaan mereka seolah menguap. Mereka baru saja mengalami enam kekalahan beruntun di kandang sendiri, yang terburuk yang pernah dialami dalam sejarah mereka. Kekalahan kandang itu menjadi lebih terasa pukulannya karena mereka tak terkalahkan di tempat sama dalam 68 laga selama 4 tahun terakhir.

Musim ini, tim asuhan Jurgen Klopp itu sudah kalah 9 kali dan seri 7 kali dari 28 laga yang dijalaninya di Liga Inggris. The Reds hanya menempati posisi kedelapan klasemen dengan nilai 43. Mereka kini tertinggal 7 poin dari Chelsea yang ada di posisi empat besar, yang menjanjikan tiket ke Liga Champions musim depan.

Apa yang salah dengan Liverpool? Reuters menampilkan analisisnya, dengan mengumpulkan pendapat dari para wartawan olahraganya di seluruh dunia. Inilah poin-poin selengkapnya:

Monster Menjadi Cebol

Ekspresi penyerang Liverpool Mohamed Salah dan Roberto Firmino, setelah gagal membobol gawang Newcastle United dalam pertandingan Liga Inggris di St James' Park, Newcastle, 31 Desember 2020. Liverpool bermain imbang 0-0 dengan Newcastle United. Pool via REUTERS/Peter Powell

Jurgen Klopp sering berbicara tentang preferensinya untuk mengoperasikan skuad yang kecil. Hal itu berguna untuk menjaga mental, menjaga pengertian di lapangan, juga untuk membantu menerapkan pendekatan permainan yang terus mengandalkan permainan menekan tanpa henti.

Pendekatan itu berhasil pada musim lalu da musim sebelumnya, saat menjadi juara Liga Champions dan Liga Inggris. Mereka seolah menjadi monster bagi musuh-musuhnya.

Advertising
Advertising

Namun pendekatan yang begitu intens terbukti berdampak pada tubuh para pemain yang menua. Dari starting eleven final Liga Champions 2018, hanya Dejan Lovren yang tidak lagi berada di klub. Para pemain lain masih menjadi andalan. Dan mereka, yang umumnya tak muda lagi, tapi terus dipacu dan dipacu lagi untuk memainkan pola yang menguras tenaga.

Hasilnya, banyak pemain cedera. Di lapangan, permainan mereka tak lagi seefektif sebelumnya. Seperti yang dikatakan mantan pemain mereka Jamie Carragher di Sky Sports, "mentalitas monster" di klub itu berubah menjadi "mentalitas cebol'.

Baca Juga: Liverpool Terpuruk, Deja Vu Klopp di Dortmund

Klopp yang Konservatif, Tiada Rotasi

Pemain Liverpool Mohamed Salah. REUTERS/Clive Brunskill

Pelatih Jurgen Klopp cenderung konservatif dalam memilih skuadnya. Ia percaya pada ramuan yang sudah terbukti berhasil dan tak berani mencoba alternatif baru untuk mengantisipasi tantangan baru. Ia sangat jarang melakukan rotasi pemain.

Desember lalu contohnya. Klopp berbicara tentang tekanan dari jadwal padat akhir tahun. Namun, ia tetap memainkan Mohamed Salah dalam pertandingan Liga Champions melawan Midtjylland yang sudah tak berpengaruh. Padahal penyerang Mesir itu sudah bermain 18 kali dari 20 laga Liverpool sepanjang musim itu.

Salah mencetak gol dan memastikan skor jadi 1-1. Ia juga memastikan diri menjadi pencetak gol terbanyak klub di Liga Champions. Tetapi dari sudut pandang jangka panjang, laga itu menjadi salah satu kesalahan Klopp. Ia melewatkan kesempatan memberi istirahat yang layak buat Salah dalam periode yang padat. Selain Salah, Trent Alexander-Arnold, Fabinho, dan Diogo Jota seharusnya diistirahatkan saja.

Skuad tim utama itu, yang telah bermain dengan intensitas tinggi selama dua atau tiga musim sebelumnya, sekarang terlihat letih. Namun, sebelum kemerosotan itu terjadi, Klopp terlihat sangat berhati-hati untuk memberikan istirahat yang memadai bagi pasukan utamanya.

Ia juga tak memberi ruang yang cukup bagi pemain pelapis, seperti Divock Origi, untuk membuktikan diri. Putusan-putusan untuk tak memberi ruang untuk rotasi tim itu, kini mulai terasa efeknya.

Selanjutnya: Salah Rekrut dan Gagal Adaptasi

Berita terkait

Arsenal Kalahkan Tottenham Hotspur 3-2, Mikel Arteta: Kami Harus Lebih Baik

5 jam lalu

Arsenal Kalahkan Tottenham Hotspur 3-2, Mikel Arteta: Kami Harus Lebih Baik

Kemenangan Arsenal atas Tottenham Hotspur pada pekan ke-35 Liga Inggris menjaga peluang The Gunners meraih gelar Liga Inggris.

Baca Selengkapnya

Hasil, Top Skor, Klasemen Liga Inggris Pekan Ke-35: Arsenal dan Manchester City Menang, Perebutan Juara Tetap Ketat

9 jam lalu

Hasil, Top Skor, Klasemen Liga Inggris Pekan Ke-35: Arsenal dan Manchester City Menang, Perebutan Juara Tetap Ketat

Rangkaian pertandingan pekan ke-35 Liga Inggris 2023/24 telah berakhir. Simak rekap hasil dan klasemennya.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris: Tekuk Nottingham 2-0, Manchester City Hanya Terpaut Satu Poin dari Arsenal

10 jam lalu

Hasil Liga Inggris: Tekuk Nottingham 2-0, Manchester City Hanya Terpaut Satu Poin dari Arsenal

Manchester City berhasil mengalahkan Nottingham Forest 2-0 dalam lanjutan pekan ke-35 Liga Inggris 2023/24

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris: Arsenal Kalahkan Tottenham Hotspur, Skor 3-2

16 jam lalu

Hasil Liga Inggris: Arsenal Kalahkan Tottenham Hotspur, Skor 3-2

Arsenal berhasil mengalahkan Tottenham Hotspur dalam pekan ke-35 Liga Inggris.

Baca Selengkapnya

Prediksi Nottingham Forest vs Manchester City di Liga Inggris: Jadwal, H2H, Kondisi Tim, Perkiraan Formasi

23 jam lalu

Prediksi Nottingham Forest vs Manchester City di Liga Inggris: Jadwal, H2H, Kondisi Tim, Perkiraan Formasi

Duel Nottingham Forest vs Manchester City akan tersaji pada laga pekan ke-35 Liga Inggris musim 2023-2024.

Baca Selengkapnya

Prediksi Tottenham Hotspur vs Arsenal di Liga Inggris: Jadwal, H2H, Berita Terkini Tim, Perkiraan Formasi

1 hari lalu

Prediksi Tottenham Hotspur vs Arsenal di Liga Inggris: Jadwal, H2H, Berita Terkini Tim, Perkiraan Formasi

Duel Tottenham Hotspur vs Arsenal akan tersaji pada pekan ke-35 Liga Inggris 2023-2024. The Gunners butuh kemenangan untuk jaga peluang.

Baca Selengkapnya

Liga Inggris: Manchester United Ditahan Burnley lalu Diejek Suporter, Erik ten Hag Minta Maaf

1 hari lalu

Liga Inggris: Manchester United Ditahan Burnley lalu Diejek Suporter, Erik ten Hag Minta Maaf

Erik ten Hag meminta maaf kepada pendukung tim setelah Manchester United ditahan Burnley di pekan ke-35 Liga Inggris.

Baca Selengkapnya

Liga Inggris: Liverpool Ditahan West Ham 2-2, Mohamed Salah dan Jurgen Klopp Berselisih di Pinggir Lapangan

1 hari lalu

Liga Inggris: Liverpool Ditahan West Ham 2-2, Mohamed Salah dan Jurgen Klopp Berselisih di Pinggir Lapangan

Hasil seri 2-2 yang diderita Liverpool di kandang West Ham pada Liga Inggris pekan ke-35 diwarnai perselisihan Mo Salah dan Jurgen Klopp.

Baca Selengkapnya

Hasil, Top Skor, Klasemen Liga Inggris Pekan Ke-35: Liverpool, Manchester United, dan Chelsea Seri; Sheffield United Terdegradasi

1 hari lalu

Hasil, Top Skor, Klasemen Liga Inggris Pekan Ke-35: Liverpool, Manchester United, dan Chelsea Seri; Sheffield United Terdegradasi

Hasil Liga Inggris pekan ke-35: Liverpool, Manchester United, dan Chelsea bermain seri. Sedangkan Sheffield United kalah dan terdegradasi.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris: Ditekuk Newcastle, Sheffield Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi

1 hari lalu

Hasil Liga Inggris: Ditekuk Newcastle, Sheffield Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi

Sheffield United dipastikan menjadi tim pertama yang terdegradasi dari Liga Inggris (Premier League) musim 2023/24.

Baca Selengkapnya