2 Hal Terkini Soal Protes Suporter Man United: Ancaman Sanksi dan Sikap Legenda
Reporter
Terjemahan
Editor
Nurdin Saleh
Senin, 3 Mei 2021 13:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Protes suporter membuat laga Manchester United vs Liverpool, dalam lanjutan Liga Inggris di Old Trafford Ahad malam, tak bisa digelar. Kejadian demo itu, yang pelakunya sempat menerobos masuk ke dalam Old Trafford, menyisakan banyak persoalan.
Muncul wacana kemungkinan pengurangan poin bagi Manchester United. Selain itu, insan sepak bola Inggris pun terbelah menyikapi aksi suporter yang memprotes pemilik klub itu.
Menurut Mirror, MU berpotensi mengalami pengurangan poin karena gagal berlaga saat melawan Liverpool. Hal itu karena pertandingan gagal digelar akibat ulah suporter mereka.
Bila merujuk pada aturan Premier League bagian 8.3.4, MU bersalah dan bisa kehilangan tiga poin karena insiden itu. Bunyi peraturan itu adalah, "Jika pertandingan dibatalkan karena perilaku salah satu klub atau anggotanya atau pendukungnya, Dewan memiliki kekuatan untuk memerintahkan agar pertandingan tidak diulang dan memberikan salah satu atau tiga poin kepada klub yang tak melakukan kesalahan."
Namun, ayat itu sedikit susah diterapkan karena ada faktor keterlibatan polisi dalam penundaan itu. Polisi sudah memutuskan sejak awal bahwa pertandingan itu tak bisa dilanjutkan. Apalagi kedua klub pun setuju dengan penundaan pertandingan.
Karena itu, menurut Mirror, masih harus ditunggu apakah ada sanksi yang akan dijatuhkan untuk Manchester United atau suporternya.
Selanjutnya: Neville Dukung Aksi Suporter
<!--more-->
Sementara itu, aksi suporter MU itu mendapat dukungan juga kecaman dari sejumlah mantan pemain.
Gary Naville, yang merupakan mantan pemain Man United, termasuk yang sepakat dengan sikap suporter. Ia juga mendesak keluarga Glazer untuk segera melepas kepemilikan saham mereka atas Manchester United.
Naville juga berharap bahwa protes tersebut dapat menyatukan penggemar demi tercapainya keinginan mereka. Ia menyerukan protes dilakukan dengan cara yang, tajam, tenang, terukur.
Sebelumnya, suporter memang sudah sering mengutarakan rasa tak puasnya atas cara keluarga Glazer mengelola klub, terutama soal belanja pemain. Kemarahan pendukung itu makin tak terbendung setelah Glazer menyatakan putusannya untuk bergabung dengan Liga Super Eropa pada dua pekan lalu.
Menurut Neville, protes suporter adalah konsekuensi yang sudah bisa diduga. “Ini adalah konsekuensi dari tindakan pemilik Manchester United dua pekan lalu,” kata dia kepada Sky Sports. “Ada ketidakpercayaan dan ketidaksukaan umum dari pemilik, tetapi mereka tidak melakukan protes dua atau tiga minggu lalu."
“Ada ketidakpuasan yang sangat besar. Mereka pada dasarnya mengatakan cukup sudah. Keluarga Glazer telah tahan banting dan keras kepala selama bertahun-tahun. Saya pikir mereka sedang berjuang untuk memenuhi tuntutan finansial yang dibutuhkan klub ini dan telah dilakukan selama beberapa waktu."
“Jika Anda berpikir tentang klub yang mereka ambil pada tahun 2004, mereka memiliki stadion terbaik di negara ini, mungkin salah satu yang terbaik di Eropa; tempat latihan terbaik di negeri ini, mungkin tempat latihan terbaik di Eropa; tim mencapai semifinal Liga Champions, perempat final dan final secara teratur dan memenangkan liga setiap musim atau setiap musim lainnya."
“Anda lihat klub sekarang. Stadion ini, jika Anda pergi ke belakang layar, sudah berkarat dan membusuk. Tempat latihan mungkin sekarang bahkan tidak termasuk dalam lima besar di negara ini. Mereka belum pernah mencapai semifinal Liga Champions selama 10 tahun dan belum memenangkan liga selama delapan tahun. Tanah di sekitar tanah belum berkembang, tidak aktif, dan terlantar ketika klub lain tampaknya mengembangkan fasilitas dan pengalaman penggemar mereka."
"Keluarga Glazer sedang berjuang untuk memenuhi persyaratan keuangan dan para penggemar mengatakan waktunya sudah habis. Mereka akan menghasilkan banyak uang jika menjual klub sepak bola ini. Jika mereka menjualnya sekarang, saya pikir waktunya akan tepat dan itu akan menjadi hal yang terhormat untuk dilakukan."
Naville berharap semua penggemar bersatu untuk menuntaskan masalah ini.
Selanjutnya: Sikap Roy Keane, Jamie Carragher, dan Souness
<!--more-->
Legenda MU lainnya, Roy Keane, juga mendukung aksi protes yang dilakukan para penggemar. Bahkan ia sempat mengatakan "ini baru permulaan" dari kampanye untuk menggantikan pemilik saat ini.
Tanggapan juga disampaikan Jamie Carragher, mantan pemain Liverpool. Ia ikut mendukung sikap suporter MU.
“Apakah kami ingin melihat suporter menyerbu stadion di kiri, kanan, dan tengah dan membatalkan pertandingan? Tidak, kami tidak," kata Carragher.
"Tapi saya bukan seseorang yang akan duduk di sini dan mengkritik fans Manchester United hari ini karena saya Liverpool. Akan selalu ada orang idiot yang terlibat dalam hal ini tapi apa yang telah dilakukan fans Manchester United hari ini menurut saya adalah sebenarnya hal yang baik dalam hal protes dan tidak senang dengan apa yang terjadi di klub."
Padanngan berbeda disampaikan Graeme Souness, mantan pemain Liverpool. Ia beranggapan bahwa protes yang dilakukan oleh para fans sedikit salah arah. Hal ini merujuk kepada jumlah uang yang telah dikeluarkan oleh keluarga Glazer untuk belanja pemain Manchester United dalam beberapa tahun terakhir.
THE GUARDIAN | MIRROR | ANGGIE RIZKI GOVALDI
Baca Juga: Cerita Pemain MU yang Terjebak di Hotel karena Protes Suporter