TEMPO.CO, Jakarta - Final Liga Champions antara Manchester City vs Chelsea akan berlangsung pada Ahad dinihari 30 Mei 2021. Kedua tim diprediksi memiliki peluang yang sama besar untuk meraih kemenangan.

Manchester City dan Chelsea memang bisa dianggap sebagai dua tim terbaik di Liga Champions musim ini. Secara statistik, mereka tak terpaut jauh.

Di lini belakang, The Citizens dan The Blues tercatat sebagai dua tim dengan pertahanan terbaik di Liga Champions karena baru sama-sama kebobolan empat gol dalam perjalanannya ke final.

Gawang Manchester City pernah dibobol FC Porto, PSG plus dua kali oleh Borussia Dortmund. Sementara Chelsea kebobolan saaat menghadapi Stade Rennais, Krasnodar, FC Porto dan Real Madrid.

Kedua tim juga memiliki lini depan yang sama-sama tajam. Manchester City mencetak total 25 gol sementara Chelsea sedikit tertinggal karena hanya mencetak 22 gol.

Satu hal yang membedakan keduanya adalah karena Chelsea sempat merasakan kekalahan 0-1 dari FC Porto pada laga kedua babak perempat final sementara Manchester City belum terkalahkan dengan rekor 11 kali menang dan sekali imbang.

Performa mereka di akhir musim ini pun bisa dianggap mirip. Dari lima laga terakhir di Liga Inggris, mereka sama-sama mengantongi tiga kemenangan dan dua kali kalah. Hanya saja, Manchester City memastikan meraih gelar juara Liga Inggris sementara Chelsea harus puas berada di posisi keempat klasemen akhir.

Rekor pertemuan kedua tim memang lebih memihak kepada Chelsea. Dari 93 kali bertanding di semua kompetisi, Chelsea berhasil mengantongi 43 kemenangan sementara Manchester City hanya 31 kemenangan, 19 laga lainnya berakhir imbang.

Di Liga Champions, pertemuan ini akan menjadi yang pertama kalinya bagi kedua tim. Bahkan, mereka tak pernah bertemu di kompetisi Eropa dalam 50 tahun terakhir. Keduanya terakhir kali bertemu pada laga semifinal Piala Winners tahun 1970-1971. Chelsea meraih dua kemenangan dengan skor sama, 1-0, saat itu.

Chelsea juga memiliki modal besar karena pada pertemuan terakhir berhasil mengalahkan Manchester City, satu di Liga Inggris dan satu lagi di semifinal Piala FA.

<!--more-->

Satu hal yang perlu dicermati pada dua laga terakhir itu adalah bagaimana Pep Guardiola tak menurunkan skuad terbaiknya. Pada partai semifinal Piala FA, Guardiola mencadangkan Ederson Moraes, John Stones, Ilkay Gundogan, Phil Foden dan Riyad Mahrez.

Sementara pada pertemuan di Liga Inggris, Guardiola mengambil resiko dengan mengubah skema permainan timnya dengan memainkan tiga bek tengah: Ruben Dias, Aymeric Laporte dan Nathan Ake. Lagi-lagi dia tampil tanpa Phil Foden, Ilkay Gundogan dan Mahrez. Pada laga itu, Kevin De Bruyne pun tak ditampilkan.

Guardiola diprediksi tak akan melakukan spekulasi lagi kali ini. Apalagi seluruh pemain terbaiknya dipastikan bisa tampil.

Di kubu Chelsea, keraguan akan kondisi N'Golo Kante masih menyeruak. Gelandang bertahan asal Prancis itu telah absen dalam tiga laga terakhir mereka karena mengalami cedera hamstring pada final Piala FA dimana mereka dikalahkan Leicester City.

Kante memang disebut telah kembali berlatih bersama rekan-rekannya sejak Rabu kemarin, akan tetapi fisiknya diragukan berada dalam kondisi 100 persen karena tak bermain cukup lama.

Padahal keberadaan Kante sangat penting bagi The Blues. Dia dianggap sebagai salah satu gelandang bertahan terbaik di dunia saat ini. Lihat saja, tanpa Kane, Chelsea menelan dua kekalahan di pekan-pekan terakhir Liga Inggris.

Berikut prediksi susunan pemain final Liga Champions antara Manchester City vs Chelsea:

Manchester City (4-2-3-1): Ederson; Zinchenko, Stones, Dias, Cancelo; Rodri, Gundogan; Foden, De Bruyne, Mahrez; Jesus

Chelsea (3-4-2-1): Mendy; Silva, Rudiger, Christensen; Chilwell, Kante, Jorginho, Azpilicueta; Pulisic, Mount, Werner

<!--more-->

Chelsea diprediksi tak akan berani bermain terbuka menghadapi Manchester City yang tampil dengan kekuatan penuh. Mereka kemungkinan besar akan mencoba memperkuat pertahanan dan memanfaatkan kecepatan para pemain sayapnya untuk melancarkan serangan balik.

Akan tetapi skema seperti itu terbukti bisa dipatahkan City. Mereka telah mengalahkan Borussia Dortmund dan PSG pada babak perempat final dan semifinal Liga Champions. Kedua tim itu dikenal memiliki para pemain cepat seperti Jadon Sancho dan Erling Haaland serta Kylian Mbappe dan Neymar.

Kuncinya bagi City adalah bagaimana mereka bisa mengontrol kesabaran untuk membuka ruang di lini pertahanan anak asuh Thomas Tuchel. Mereka juga tak boleh membuat kesalahan seperti pada laga semifinal Piala FA yang membuat Chelsea leluasa melancarkan serangan balik cepat.

Jika Manchester City mampu mencetak gol terlebih dahulu, maka akan sangat sulit bagi Chelsea untuk membalikkan keadaan. Pertemuan terkahir kedua tim di Liga Inggris contohnya.

Chelsea sempat tertinggal lewat gol Raheem Sterling pada menit ke-44. Pasukan Singa London diuntungkan karena Sergio Aguero gagal menuntaskan tugasnya sebagai algojo tendangan penalti pada masa tambahan waktu babak pertama.

Mereka pun baru bisa menyamakan kedudukan pada menit ke-63. Satu keberuntungan lainnya adalah karena Marcos Alonso mencetak gol kemenangan pada masa tambahan waktu babak kedua.

Pada laga itu juga menunjukkan bagaimana para pemain Chelsea memiliki fisik yang lebih kuat dari pemain Manchester City. Hal itu akan sangat penting jika pertandingan final Liga Champions harus ditentukan melalui babak tambahan.

Karena itu, kedua tim diprediksi akan berupaya mematahkan strategi masing-masing. Manchester City membutuhkan kesabaran untuk membongkar pertahanan rapat Chelsea sebaliknya Timo Werner cs akan berupaya menguras habis tenaga Kevin De Bruyne cs sebelum melancarkan serangan mematikan.

Final Liga Champions antara Manchester City vs Chelsea akan berlangsung pada Ahad dinihari 30 Mei 2021 pukul 02.00 WIB. Laga ini akan disiarkan secara langsung oleh SCTV.

METRO|BBC|MAN CITY|CHELSEA|TRANSFERMARKT|UEFA

Baca: Prediksi Final Liga Champions: Joe Cole Jagokan Chelsea, Hargreaves Pilih City