Kilas Balik FIFI Wild Cup 2006, Piala Dunia Sepak Bola bagi Negara Marjinal

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Kamis, 3 November 2022 16:15 WIB

Ilustrasi sepak bola. Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Selain tuan rumah Piala Dunia FIFA, pada 2006, Jerman juga menjadi tuan rumah FIFI Wild Cup yang diselenggarakan Federation of International Football Independents (FIFI). Namun, secara administratif, tuan rumah FIFI Wild Cup 2006 adalah Republik St. Pauli.

Dikutip dari Google Arts and Culture dan Planet Football, FIFI Wild Cup sering kali disebut sebagai ajang alternatif dan tandingan terhadap FIFA sebab diikuti enam negara yang tidak diakui oleh FIFA sebagai anggota, yaitu Republik St. Pauli, Siprus Utara, Gibraltar, Tibet, Greenland, dan Zanzibar.

Mengutip laman resmi FIFA, setelah 18 tahun sejak pelaksanaan FIFA Wild Cup, hanya Gibraltar yang baru diakui sebagai negara anggota.

Latar Belakang Pelaksanaan FIFA Wild Cup 2006

Dikutip dari Planet Football, inisiasi pembentukan organisasi FIFI dan penyelenggaraan FIFI Wild Cup 2006 bermula dari klub sepak bola St. Pauli dari Jerman. Secara geografis, klub sepak bola ini berasal dari Kota Hamburg.

Advertising
Advertising

Planet Football menyebut bahwa St. Pauli terkenal sebagai klub dengan etos antifasis yang progresif. Meskipun begitu, dalam dunia olahraga, pada 2006, klub ini masih mendekam di level ketiga sepak bola Jerman dan sedang berusaha untuk mencari eksposur.

Alhasil, St. Pauli mendapatkan dukungan dan bekerja sama dengan salah satu perusahaan taruhan daring. Kerja sama ini berujung pada pembuatan turnamen bagi negara-negara non-FIFA yang akan dilaksanakan menjelang Piala Dunia resmi pada 9 Juni - 9 Juli 2006.

Permasalahan Peserta FIFI Wild Cup 2006

Pada dasarnya, enam peserta FIFI Wild Cup 2006 memiliki kesamaan permasalahan, yaitu tidak diakui oleh FIFA ataupun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai negara.

Namun, mengutip Planet Football, sebenarnya enam negara tersebut memiliki permasalahan spesifik terhadap perkembangan sepak bola di daerah masing-masing.

1. Greenland

Permasalahan utama daerah ini adalah tidak dapat menumbuhkan rumput secara alami sebagai dasar lapangan dalam stadion. Tetapi, sepak bola diakui sebagai olahraga nasional di Greenland.

2. Tibet

Sebelum ada FIFI Wild Cup 2006, Tibet pernah menggelar pertandingan persahabatan dengan Greenland sebagai sama-sama negara otonomi, tetapi di bawah pemerintahan negara lain. Kala itu, pemerintah Tiongkok sempat mengancam dengan embargo ekspor udang Greenland dan pelarangan perdagangan dengan Denmark.

3. Zanzibar

Sebelumnya, Zanzibar masih berdiri sebagai negara sendiri. Namun, pada 1960-an, Zanzibar diakui sebagai daerah bagian dari Tanzania. Alhasil, keikutsertaan Zanzibar sebagai negara independen dalam dunia olahraga dihilangkan.

4. Gibraltar

Planet Football mencatat bahwa upaya Gibraltar untuk bergabung dengan UEFA pada 1999 digagalkan oleh protes dari Spanyol sebab Gibraltar belum tercatat sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa.

5. Siprus Utara

Dikutip dari situs Freedom House, sampai saat ini, Siprus Utara merupakan negara yang mendeklarasikan diri secara mandiri dan hanya diakui oleh Turki. Karena itu, negara ini tidak masuk sebagai anggota PBB ataupun FIFA.

6. St. Pauli

Planet Football menyebut bahwa St. Pauli sebenarnya bukan negara, hanya sebuah klub sepak bola di Jerman. Namun, mereka diketahui menamai diri sebagai republik sebagai lelucon tanpa alasan yang jelas. Meskipun begitu, inisiasi klub ini berhasil melahirkan FIFI Wild Cup pada 2006.

ACHMAD HANIF IMADUDDIN

Baca juga: Mengenal Al Rihla, Bola Resmi Piala Dunia 2022

Berita terkait

AFC Dukung Usulan Palestina untuk Menangguhkan Keanggotaan Israel di FIFA

7 jam lalu

AFC Dukung Usulan Palestina untuk Menangguhkan Keanggotaan Israel di FIFA

AFC memberikan dukungannya terhadap usulan Palestina untuk menangguhkan keanggotaan Israel dari FIFA menyusul konflik yang sedang berlangsung di Gaza.

Baca Selengkapnya

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

2 hari lalu

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

Dubes Jerman untuk Indonesia menjelaskan tentang UU terbaru yang diterapkan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di Jerman.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

2 hari lalu

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 14 Mei 2024 diawali oleh alasan 9 negara menolak Palestina menjadi anggota penuh PBB.

Baca Selengkapnya

Indra Sjafri Kembali Ikuti Kursus FIFA Technical Leadership Diploma

2 hari lalu

Indra Sjafri Kembali Ikuti Kursus FIFA Technical Leadership Diploma

Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri mengikuti lanjutan kursus direktur teknik yang berjudul FIFA Technical Leadership Diploma (TLD) di Belanda.

Baca Selengkapnya

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

2 hari lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

3 hari lalu

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

Dubes Jerman Ina Lepel mengatakan ada minat dari negaranya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

3 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

5 hari lalu

Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

Pemerintah Jerman masih menginginkan produk nikel mentah Indonesia. Namun pemerintah Indonesia tetap akan jalankan penghiliran industri nikel.

Baca Selengkapnya

Usai Piala Asia U-23, Shin Tae-yong Yakin Masa Depan Sepak Bola Indonesia Cerah

6 hari lalu

Usai Piala Asia U-23, Shin Tae-yong Yakin Masa Depan Sepak Bola Indonesia Cerah

Pelatih Timnas Indonesia U-23 Shin Tae-yong (STY) menilai bahwa masa depan sepak bola Tanah Air akan cerah. Skuad sudah mumpuni untuk turnamen besar?

Baca Selengkapnya

Faisal Halim Pesepak bola Malaysia yang Disiram Air Keras Mulai Stabil, Begini Statistiknya saat Bermain

7 hari lalu

Faisal Halim Pesepak bola Malaysia yang Disiram Air Keras Mulai Stabil, Begini Statistiknya saat Bermain

Faisal Halim sempat mendapat hukuman dari Federasi Sepakbola Malaysia sebelum disiram air keras.

Baca Selengkapnya