PSG Lakukan Comeback Epik atas Barcelona di Liga Champions, Luis Enrique Bicara Perasaan Singkirkan Mantan Klub, Juga Puji Mbappe
Editor
Nurdin Saleh
Rabu, 17 April 2024 05:42 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Paris Saint-Germain alias PSG berhasil melakukan comeback yang luar biasa di babak perempat final Liga Champions. Menyambangi markas Barcelona, Rabu dinihari, 17 April 2024, dalam kondisi tertinggal 2-3, mereka menang 4-1, sehingga secara agregat menang 6-4.
Kylian Mbappe menjadi bintang bagi PSG. Ia mencetak dua gol di babak kedua, ketiga timnya sudah unggul 2-1.
Barcelona memulai dengan apik dalam laga kandang di Estadi Olímpic Lluís Companys ini. Mereka unggul lewat Raphinha pada menit ke-12.
Namun, pada menit ke-29, mereka harus bermain dengan 10 orang. Ronaldo Araujo mendapat kartu merah setelah melakukan pelanggaran terhadap Bradley Barcola.
Keunggulan jumlah pemain dimanfaatkan dengan baik oleh PSG. Mantan penyerang Barcelona, Ousmane Dembele, mencetak gol untuk tim tamu pada menit ke-40.
Vitinha kemudian membawa mereka unggul melalui tendangan dari tepi kotak penalti pada menit ke-54. Pelatih Xavi Hernandez diusir wasit tak lama setelah gol ini.
Dalam posisi unggul 2-1, PSG kemudian kian mengganas. Joao Cancelo melakukan pelanggaran terhadap Dembele di menit ke-61 dan membuat tim tamu harus menerima hadiah penalti, yang dieksekusi oleh Mbappe ke pojok atas gawang.
Saat Barca berusaha mencari gol untuk membawa pertandingan ke babak perpanjangan waktu, pada menit ke-89, Mbappe kembali mencetak gol. Ia memanfaatkan sebuah serangan balik untuk mencetak gol dari jarak dekat dan memastikan satu tempat di semifinal melawan Borussia Dortmund.
Luis Enrique Puji Karakter Pemain PSG
Luis Enrique, pelatih PSG, menyatakan rasa bangganya. "Kami menunjukkan apa yang ingin kami lakukan di sini hari ini," kata dia kepada Canal+:
"Kami kebobolan satu gol, tetapi mental kami tetap kuat. Kami terus bermain, menyerang. Kami melakukan semua yang kami bisa untuk menjadi lebih baik dari Barcelona."
"Para pemain saya menunjukkan banyak karakter, banyak antusiasme, banyak keinginan. Kami berhutang kemenangan ini kepada para pendukung kami, terutama yang hadir malam ini."
Selanjutnya: Soal singkirkan mantan klub
<!--more-->
Kata Luis Enrique Soal Singkirkan Mantan Klub
Luis Enrique adalah mantan pelatih Barcelona pada 2014-2017. Ia menyumbangkan dua gelar La Liga dan satu gelar Liga Champions. Kini, ia berhasil membawa tim barunya mengalahkan mantan klubnya.
"Bermain melawan mantan tim saya, tim yang sangat berarti bagi saya, sangatlah sulit," kata dia.
"Sebagai seorang profesional, saya harus melakukan pekerjaan saya, dan saya pikir saya telah melakukan semua yang saya bisa untuk membantu para pemain. Sekarang kami berada di semifinal."
"Ini merupakan laga yang sangat sulit, melawan Barcelona. Secara sentimental, emosional bagi saya. Dan dalam hal sepak bola, saya ingin tidak memainkannya terlalu sering. Saya sangat puas bisa melewatinya."
"Kami tampil luar biasa dalam melakukan pressing - Barcola, Kylian dan Ousmane tampil spektakuler dan membuat kami bisa bermain sesuai dengan yang kami inginkan."
"Saya menganalisis leg pertama secara mendalam dan saya semakin yakin bahwa kami tidak pantas kalah. Setelah kami tertinggal satu gol hari ini, para pemain tetap percaya diri dan terus melakukan hal-hal yang benar."
Selanjutnya: Puji Mbappe
<!--more-->
Luis Enrique Puji Kylian Mbappe
Belakangan setelah Mbappe dipastikan hengkang di akhir musim, Enrique kerap memperlakukannya dengan keras. Ia beberapa kali mengganti pemain itu di awal babak kedua.
Kini, Enrique tak segan memuji pemain bintangnya itu. "Coba lihat kembali pressing yang dilakukan tim saya, coba lihat kembali pressing yang dilakukan Kylian. Dia adalah pemimpin tim dalam hal itu, saya angkat topi untuknya!" kata dia.
"Dia (Mbappé) adalah seorang pemimpin dari awal hingga akhir, dan ketika sebuah tim merasakan bahwa seorang pemain sepenting dia siap untuk membawa semua orang bersamanya, Anda memanfaatkannya sebaik mungkin."
Luis Enrique Puji Dua Pemain Lain
Luis Enrique juga mengatakan, "Saya juga ingin berbicara tentang Vitinha: dia bertarung, dia memiliki kualitas dalam penyelesaian akhir. Dembélé juga luar biasa, meskipun sulit baginya untuk bermain di sini."
"Perasaan terbaik ketika Anda menjadi seorang pemain atau pelatih adalah melihat bahwa pekerjaan Anda membuat orang lain bahagia. Tidak ada yang lebih baik dari itu. Anda tidak dapat membeli perasaan itu. Perasaan mendapatkan sesuatu yang istimewa bagi klub sangatlah luar biasa. Sekarang kami harus menghadapi partai final dan mencoba untuk melaju ke partai final."
UEFA | REUTERS
Pilihan Editor: Timnas U-23 Indonesia Kalah 0-2 dari Qatar, Shin Tae-yong: Ini Sebuah Pertunjukan Komedi yang Sangat Berlebihan