TEMPO Interaktif, Surakarta - Klub sepak bola Persis Solo mendukung kemandirian klub sepak bola dengan cara berhenti meminta uang rakyat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Sekretaris Umum Persis Solo Ruhban Ruzziyatno mengatakan, tidak semestinya klub berlabel profesional masih menggantungkan dana pengelolaan klub dari APBD.
“Penggunaan APBD atau APBN untuk klub sepak bola profesional rawan penyimpangan,” kata Ruhban kepada Tempo, Senin (17/1).
Karenanya, sudah dua tahun terakhir, 2010 dan 2011, klub berjuluk Laskar Samber Nyawa tersebut sama sekali tidak mengajukan permintaan anggaran melalui APBD Surakarta.
Menurut Ruhban, terakhir kali klubnya mendapat dana APBD pada 2009 sebesar Rp 4,8 miliar. “Setelahnya, kami tidak pernah mengajukan lagi,” katanya.
Untuk menutup biaya operasional, pihaknya menggandeng sponsor swasta dan mengandalkan pemasukan dari penjualan tiket pertandingan. Selain itu, dari hak siar televisi dan penggalangan dana.
Dia mengakui, dalam keadaan tanpa anggaran dari APBD, klub harus banyak berhemat. Salah satunya dengan mengontrak pemain-pemain muda binaan klub anggota Persis.
Dia menambahkan, saat ini anggaran operasional Persis sekitar Rp 2,5 miliar tiap musim kompetisi. Dan terbukti semenjak lepas dari APBD, klubnya masih bisa bertahan hingga sekarang. “Sebenarnya klub-klub lain bisa (tanpa APBD). Tinggal kemasan untuk menjual potensi klub,” ucapnya.
Meski demikian, untuk klub amatir, tetap berhak mendapat dana pembinaan dari APBD sesuai Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional. Di Surakarta terdapat sekitar 30 klub amatir yang bernaung di bawah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Surakarta.
“Di antaranya Persis Yunior, U-23, U-18, dan 26 klub amatir di bawah binaan Persis,” ujarnya.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surakarta Supriyanto membenarkan bahwa sudah dua tahun terakhir tidak memberikan anggaran untuk Persis Solo. “Mereka juga tidak mengajukan,” kata Supriyanto.
Dia mendukung langkah Persis Solo yang bertekad hidup tanpa APBD. “Secara anggaran kota, kami merasa diuntungkan. Karena dana untuk kesehatan dan pembangunan infrastruktur bisa ditambah,” katanya.
Sebagai klub profesional, lanjutnya, sudah sewajarnya Persis menghidupi dirinya sendiri dengan menggandeng sponsor.
UKKY PRIMARTANTYO