Akar Kekerasan di Sepak Bola Mesir  

Reporter

Editor

Kamis, 2 Februari 2012 14:16 WIB

Dalam gambar yang diambil dari rekaman video, terlihat para penonton sepak bola menginvasi lapangan dan menyerang pemain saat pertandingan antara klub al-Masry dan Al-Ahli masih berlangsung, di stadion Port Said, Mesir (1/2). Akibat kerusuhan ini, dilaporkan 73 orang tewas dan 1000 orang lainnya terluka. REUTERS/Egypt Tv via Reuters Tv

TEMPO.CO, Port Said - Insiden berdarah di Stadion Port Said, kemarin, seperti memberi garam pada Mesir yang sedang terluka pascarevolusi penggulingan Presiden Husni Mubarak. Lapangan sepak bola, yang biasanya menyatukan mereka, berubah jadi ajang pertempuran berdarah sesama anak-anak Negeri Piramid tersebut.

Pertandingan Al-Masry dan Al-Ahly berakhir dengan kematian 73 orang dan kurang lebih seribu lainnya luka-luka. Insiden ini adalah yang terparah sejak kerusuhan di Stadion Guatemala City, Oktober 1996, yang menewaskan 78 orang.


Sepanjang tahun lalu, otoritas Mesir jadi sorotan karena gagal menangani serangkaian insiden di lapangan hijau. Pada April 2011, ratusan polisi di Stadion Internasional Kairo hanya bisa bengong ketika ribuan pendukung Zamalek menyerbu lapangan saat menjamu klub dari Tunisia, Africain, di Liga Champions Afrika.

Lalu pada November, Asosiasi Sepak Bola Mesir, EFA, mewajibkan Al-Ahly dan Zamalek bermain di stadion tanpa penonton karena pendukung mereka terus mengabaikan larangan petasan dan kembang api saat pertandingan. Pada bulan yang sama, Ismaily mendapat sanksi yang sama karena baku hantam saat melawan Al-Ittihad. Juga Al-Masry karena penontonnya melempari lawan dengan botol air minum.

Bukannya manut, barisan pendukung garis keras--yang dikenal dengan Ultras--klub Al-Ahly malah membentangkan spanduk "Jangan Ajari Kami Cara Mendukung Tim Kami." Di laman Facebook mereka menulis pesan di spanduk itu ditujukan pada EFA dan pihak lain yang menjadikan stadion sebagai penjara. "Kami penguasa stadion. Kami pemilik tribun."

Ultras, yang biasanya apolitis, "tercemar" oleh perubahan politik Mesir. Mereka merasa tumbuh sebagai entitas dengan kekuatan super dan EFA adalah organisasi diktator yang menindas rakyat, seperti Presiden Mubarak.

Pejabat keamanan mengaku mendapat perintah dari Kementerian Dalam Negeri untuk tidak "menyentuh" warga sipil menyusul bentrok antara demonstran dan polisi saat menggulingkan Presiden Mubarak, November lalu. Artinya, polisi yang berjaga di stadion hanya diperkenankan berdiri dan menonton pertandingan.

Pemain Al-Ahly, Mohammed Abu Trika, memprotes polisi yang tidak berbuat banyak untuk mencegah kekerasan. "Orang-orang sekarat dan tidak ada yang melakukan apa-apa," ujarnya. "Apa nyawa semurah itu?"

Para pemain sepakat tidak akan kembali ke lapangan hijau dalam waktu dekat. "Bagaimana Anda mau bermain bola setelah melihat sebanyak itu orang meninggal," ujar kiper Al-Ahly, Sharif Ikrami. Liga Primer Mesir dibekukan, mungkin sampai musim 2012-2013.

USA TODAY | BLEACER REPORT | REZA MAULANA

Berita terkait

Liga Sepak Bola Ukraina Sudah Boleh Dihadiri Penonton

23 Juli 2020

Liga Sepak Bola Ukraina Sudah Boleh Dihadiri Penonton

Ukraina bakal mulai mengizinkan pertandingan sepak bola untuk mulai disaksikan langsung oleh penonton dengan jumlah maksimal seperempat kapasitas.

Baca Selengkapnya

Liga 1: Jelang Vs Arema FC, Persib Bandung 2 Kali Diteror Petasan

30 Juli 2019

Liga 1: Jelang Vs Arema FC, Persib Bandung 2 Kali Diteror Petasan

Persib Bandung mendapat dua kali teror petasan sebelum menjalani laga tandang melawan Arema FC dalam laga tunda Liga 1 pekan keempat.

Baca Selengkapnya

Kokain, Biang Kerok Kerusuhan Sepak Bola di Stadion Inggris

19 Maret 2019

Kokain, Biang Kerok Kerusuhan Sepak Bola di Stadion Inggris

Penggunaan kokain oleh penggemar sepak kuat dugaan menjadi biang kerusuhan di dalam stadion Inggris.

Baca Selengkapnya

River Plate - Boca Juniors, Kebrutalan Abadi Sepak Bola Argentina

27 November 2018

River Plate - Boca Juniors, Kebrutalan Abadi Sepak Bola Argentina

Persaingan Boca Juniors dan River Plate adalah kisah persaingan abadi yang brutal dalam liga sepak bola di Argentina.

Baca Selengkapnya

Suporter Persija Tewas, Timnas U-16: Stop Kekerasan di Sepak Bola

24 September 2018

Suporter Persija Tewas, Timnas U-16: Stop Kekerasan di Sepak Bola

Timnas U-16 berbelasungkawa atas meninggalnya seorang suporter Persija dan menyerukan stop kekerasan di sepak bola.

Baca Selengkapnya

Insiden Sepak Bola, 5 Tewas Akibat Berdesakan di Angola

17 September 2018

Insiden Sepak Bola, 5 Tewas Akibat Berdesakan di Angola

Lima orang tewas dan tujuh orang terluka akibat terinjak-injak saat berdesakan seusai nonton pertandingan sepak bola di Angola

Baca Selengkapnya

Tawuran Pendukung Sepak Bola, Jakmania Serang Suporter Persikota

9 September 2018

Tawuran Pendukung Sepak Bola, Jakmania Serang Suporter Persikota

Dalam tawuran itu, Jakmania diduga menyerang rombongan suporter Persikota Tangerang yang sedang dikawal 10 personel Polsek Ciledug.

Baca Selengkapnya

Tawuran di Kramat Jati Dipicu Aksi Provokator Suporter North Jak

6 Agustus 2018

Tawuran di Kramat Jati Dipicu Aksi Provokator Suporter North Jak

Ditemukan senjata tajam di tas kedua suporter klub sepak bola yang terlibat tawuran dengan warga Kramat Jati.

Baca Selengkapnya

Unik: Klub Kalah Melulu, Suporter Bajak Kiriman Pizza buat Pemain

1 Februari 2018

Unik: Klub Kalah Melulu, Suporter Bajak Kiriman Pizza buat Pemain

Para suporter klub sepak bola Brasil, Portuguesa, marah dengan kekalahan 0-3 dan membajak pengantaran makanan cepat saji untuk pemain.

Baca Selengkapnya

Liga 2: Ini Pernyataan Persita Soal Kematian Suporternya

13 Oktober 2017

Liga 2: Ini Pernyataan Persita Soal Kematian Suporternya

Persita Tangerang mengeluarkan pernyataan berkaitan dengan kematian superternya, Banu Rusman, dalam laga Liga 2 pada 11 Oktober 2017 akibat kerusuhan.

Baca Selengkapnya