TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) kembali akan menggelar acara rekonsiliasi meski klub-klub peserta Liga Super Indonesia telah dua kali memboikot acara tersebut. Pertemuan yang akan digelar di Hotel Century, Kamis, 5 Maret 2012, terinspirasi Thomas Alva Edison.
"Thomas Alva Edison (penemu bola lampu) saja (berhasil) setelah percobaan berulang kali, kan. Saya tidak akan pernah bosan. Apa pun akan saya lakukan, tapi tetap dengan cara yang terhormat," kata Ketua Tim Rekonsiliasi PSSI Bernhard Limbong, Selasa, 3 Maret 2012.
PSSI pada 29 Maret 2012 lalu mengundang klub-klub peserta Liga Super untuk urun rembuk di Crowne Plaza Hotel. Namun tak satu pun klub Liga Super memenuhi undangan itu. Pertemuan rekonsiliasi yang digelar sebelumnya, 14 Maret 2012, juga berakhir buntu, karena dari 12 klub Liga Super yang diundang, hanya Persib Bandung yang datang.
Limbong mengatakan PSSI akan terus bergerilya membujuk klub-klub Liga Super meski hingga saat ini belum mendapat sambutan positif. Jika pada pertemuan nanti klub-klub Liga Super kembali 'memboikot', PSSI akan menggunakan pendekatan yang lebih personal, yaitu dengan mendatangi klub-klub itu satu per satu. "Nanti Kamis itu dibahas," katanya.
PSSI saat ini mengejar tenggat yang diberikan Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) yang mengharuskan dualisme kompetisi sudah kelar sebelum 15 Juni 2012. Jika hingga tenggat itu dualisme kompetisi belum juga berakhir, FIFA akan membawa masalah ini ke Komite Darurat. Jika itu terjadi, Indonesia kemungkinan besar bakal kena sanksi.
Klub-klub Liga Super Indonesia sebelumnya telah memastikan tak akan menyambut tawaran rekonsiliasi yang diulurkan PSSI. Mereka menilai tawaran rekonsiliasi sudah terlambat. Mereka justru minta Ketua Umum PSSI Djohar Arifin mundur.
"FIFA memperpanjang deadline untuk memberi kesempatan kubu Djohar mengundurkan diri," kata Manajer Persiwa Wamena Agus Santoso kepada Tempo, Ahad lalu.
Hal senada disampaikan Direktur Operasional Mitra Kukar, Suwanto. Upaya rekonsiliasi yang dilakukan PSSI, kata dia, karena PSSI saat ini sudah terdesak, bukan karena niat untuk merangkul klub-klub Liga Super. "Setelah diancam FIFA, baru kepepet lalu menawarkan rekonsiliasi," katanya.
Klub-klub Liga Super, Suwanto melanjutkan, sudah bulat menolak rekonsiliasi yang akan dilakukan PSSI. Sebab, kata dia, klub-klub telah sepenuhnya mendukung La Nyalla Mattalitti sebagai Ketua Umum PSSI 'bayangan' dalam kongres luar biasa yang digelar 18 Maret 2012 lalu. "Kami sudah tidak bisa digoyah, justru PSSI yang bisa goyang," katanya.
Sikap Sriwijaya FC segendang sepenarian. Direktur Teknik dan SDM Sriwijaya FC Hendri Zainuddin menilai rekonsiliasi yang saat ini digulirkan PSSI sudah terlambat. "Dulu kita dianggapnya sudah ilegal, sekarang malah mau mendatangi kita, lucu," katanya.
DWI RIYANTO AGUSTIAR
Berita terkait:
Percepat Rekonsiliasi, PSSI Minta Dukungan Nirwan
KONI Pusat Tak Akui PSSI Pimpinan La Nyalla
PSSI: Gantung Pengatur Skor Laga Timnas Vs Bahrain
PSSI Akan Datangi Klub-klub LSI
PSSI Gembira Rapat FIFA Diundur