Pemain Persib Bandung Zulkifli Syukur berebut bola dengan pemain Arema Indonesia Arif Arianto pada laga lanjutan Liga Super Indonesia di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/3). TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, BANDUNG - Pemain pilar Persib Bandung Zulkifli Sukur tak mau gegabah menyambut keputusan PSSI kubu Djohar Arifin mencabut larangan pemain Liga Super Indonesia untuk memperkuat tim nasional. Soalnya, kata dia, PSSI kubu KPSI pun disebut-sebut bakal membentuk tim nasional serupa dengan area pilihan pemain yang sama.
"Jadi kami nanti harus pilih yang mana? Jangan sampai bikin bingung pemain. Lalu nanti pemain juga yang disalahkan karena terpecah lagi seperti sebelumnya,"ujarnya saat ditemui di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, Kamis 12 April 2012. "Mendingan betulkan dulu dualisme kompetisi liga (Liga Super dan Liga Prima Indonesia), supaya tidak pecah lagi nantinya,"katanya lagi.
Pemain Tim Nasional PSSI era Pelatih Alfred Riedl ini juga menilai keputusan posititif untuk pemain Liga Super ini terlambat. Mestinya, kata dia, keputusan itu dibuat sebelum Timnas PSSI Djohar Arifin melawan melawan Bahrain. "Kalau begini 'kan lucu. Apakah (pencabutan larangan) ini karena prestasi dan peringkat Timnas Indonesia sekarang turun sambai di bawah Filipina? Bisa jadi PSSI (Djohar Arifin) sendiri sudah nggak percaya ke pemain IPL (Liga Prima),"katanya.
PSSI kemarin secara resmi mencabut larangan mereka terhadap para pemain Liga Super untuk memperkuat tim nasional. Sementara di dalam skuad Persib kini ada lima pemain yang pernah memperkuat tim nasional senior yakni Tony Sucipto, M. Ilham, Hariono, M. Nasuha, dan Zulkifli Sukur.