TEMPO.CO, London - Mantan ketua Asosiasi Pesepakbola Profesional, Derek Dougan (Alm), pernah menulis sebuah buku berjudul How Not To Run Football pada 1981. Dougan menulis mengenai keadaan finansial tim-tim yang akan atau sudah terdegradasi. Namun, di usianya yang ke-69 pada 2007, mantan pemain sepak bola asal Irlandia Utara ini tutup usia. Dougan tidak sempat menemukan studi kasus finansial terbaru pada kasus klub Queens Park Rangers atau kasus-kasus unik klub degradasi lainnya, seperti Leeds United, dan Blakcburn Rovers.
Minggu, 28 April 2013, Queens Park Rangers (QPR) berkunjung ke Madejski Stadium, markas Reading. Keduanya adalah klub yang sudah dipastikan terdegradasi dari Liga Primer Inggris. Pertandingan malam nanti akan disiarkan langsung di beberapa televisi lokal dan internasional. Akan tetapi, hal itu mencemaskan kedua belah pihak akibat ancaman kerugian hak siar.
Liga Primer adalah liga yang paling bergengsi di dunia. Berbagai macam kesepakatan ketat pun muncul, seperti kesepakatan penyiaran yang paling menguntungkan dari segi rating. Dari sisi komersil, value klub dan animo penonton adalah beberapa faktor keuntungan dari hak siar.
Kerugian maksimal dari hak siar per tahun hanya dibolehkan sebanyak 4 juta poundsterling atau sekitar Rp 60 miliar. Hal ini yang menyebabkan hancurnya finansial klub-klub yang terdegradasi. Kurangnya animo penonton dan ketertarikan sponsor akan meggoyahkan adiministrasi keuangan klub-klub itu.
Reading, saat ini masih dalam pengawasan manajeman Sir John Madejski sebelum diserahkan kepada Anton Zingarevich, pengusaha asal Rusia. Madejski mengatakan akan memotong sebagian penghasilan dan memperkecil semua anggaran yang sekiranya terlalu besar. Ini salah satu bagian dari upaya menyelamatkan klub yang terdegradasi.
“Dengan begitu, Reading akan selamat dari krisis finansial akibat degradasi,” kata Madejski. “Bahkan QPR pun rela berutang demi keadaan finansial klubnya.”
