TEMPO.CO, Madrid - Tidak banyak pemain yang menampik Real Madrid. Satu di antaranya adalah Francisco Román Alarcón Suárez alias Isco. Gelandang Malaga ini beralasan ingin mengikuti Manuel Pellegrini. Selasa lalu, pelatih Malaga itu mengaku akan meninggalkan Stadion La Rosadela, Malaga, Juni mendatang. Pellegrini dikabarkan akan menukangi Manchester City. "Dia seperti ayah bagi saya," ujar Isco kepada wartawan di Pusat Pelatihan Tim Spanyol U-21 di Madrid, Selasa, 28 Mei 2013. "Saya ingin terus bermain bersamanya."

Pellegrini membeli jebolan akademi Valencia itu senilai Rp 75 miliar pada Juni 2011. Pelatih asal Cile itu memoles kemampuan Isco. Selama dua musim, dia mencetak 14 gol dari 68 pertandingan. Desember lalu, gabungan koran olahraga Eropa menyematkan penghargaan Golden Boy--pemain muda terbaik--pada Isco, menyingkirkan bintang AC Milan, Stephan El Shaarawy. Pada 6 Februari lalu, dia mencatat penampilan perdananya bersama tim nasional Spanyol saat mengalahkan Uruguay di Doha, Qatar.

Gelandang serang 21 tahun ini menjadi target pembelian nomor wahid bagi Direktur Olahraga City Txiki Begiristain. Namun, pekan lalu, Real Madrid merayu Isco lewat ayah--kali ini bapak betulan--sekaligus agennya, Paco Alarcon.

Belum diketahui tawaran yang diajukan Madrid atau pun City. Yang pasti, Malaga mematok banderol Rp 437,5 miliar bagi klub yang ingin memboyong Isco.

Isco lebih memilih City dengan alasan jaminan masuk tim inti. "Saya hanya ingin bermain secara regular," katanya. Dia melihat kemungkinan tersebut kecil jika bergabung dengan Real Madrid.

Pos gelandang serang Los Blancos menjadi tempat nongkrong langganan Mesut Oezil, 24 tahun, playmaker yahud dari Jerman. Dia kadang bergantian dengan bintang Kroasia, Luka Modric, 27. Ketatnya persaingan membuat pemain sekaliber Kaka, 31, tersisih. "Saya tidak ingin menghuni bangku cadangan," kata Isco.

INDEPENDENT | BBC | REZA MAULANA