Negosiasi dengan pebisnis Indonesia itu dalam tingkat yang tinggi, meskipun belum jelas tentang berapa persen saham klub itu yang akan dijualnya.
"Ernesto Pellegrini benar saat mengatakan Anda harus mencintai satu klub. Saya mengetahui sesuatu tentang itu.." kata Moratti kepada La Gazzeta dello Sport seperti dikutip Football Italia.
"Nostalgia adalah definisi di belakang Anda. Saya memutuskan untuk memandang masa depan. Orang-orang terus berbicara tentang utang, namun itu perspektif yang salah. Inter punya utang yang sama dengan klub-klub besar lainnya dan saya tak khawatir tentang itu, seperti halnya saya bisa dengan mudah melanjutkan melunasinya sendiri.
"Masalah sebenarnya adalah pendapatan. Itulah sumber penting untuk pembangunan. Saya khawatir dengan masa depan klub. Itu semua terpisah dari ekspansi merek dari pasar internasional, yang juga harus dilakukan.
"Bertahun-tahun sepak bola Italia-dan saya punya andil untuk disalahkan di sini-memenangkan persaingan di Eropa, namun berkutat di kandang sendiri dalam hal keuangan.Dan kita kalah.
"Klub-klub dibangun sepenuhnya oleh hak siar televisi dan transfer. Itu juga penting, namun hari ini kita tidak mampu membentuk satu sistem dengan stadion modern dan format yang bisa menarik seisi planet.Membangun brand ke luar negeri adalah proses yang panjang, sulit, dan mahal dengan kompetisi yang sangat kuat.
"Anda lihat. Inter ibarat anak perempuan, seorang gadis cantik dengan kemampuan luar biasa, jadi Anda memberi dia apa pun yang diinginkanya untuk membuatnya bahagia. Namun waktunya datang saat kesempatan itu untuk mengirim dia ke perguruan tinggi. Disiplin dan edukasi adalah fundamental untuk pertumbuhannya. Itu adalah satu-satunya cara dia akan belajar berjalan dengan kedua kakinya sendiri."
