Presiden Federasi Sepakbola Eropa (UEFA), Michel Platini dan Sekretaris Jenderal UEFA, Gianni Infantino (kiri), dalam konferensi pers di markas UEFA di Swiss. REUTERS/Valentin Flauraud
TEMPO.CO, Dubrovink - 54 anggota badan tertinggi sepak bola di Eropa (UEFA) menyarankan kepada FIFA agar Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Qatar berlangsung pada musim dingin. UEFA menggelar pertemuan di Dubrovink, Kroasia.
"Tidak mungkin melangsungkan pertandingan Piala Dunia pada saat musim panas. Hal itu tentu akan merugikan tim-tim Eropa yang tidak terbiasa dengan musim panas tersebut," kata Jim Boyce, perwakilan Badan Sepakbola Inggris (FA), Jumat 20 September 2013.
Dengan pertimbangan tersebut, UEFA menginginkan FIFA sebagai otoritas sepak bola tertinggi di dunia bisa memutuskan hal sama. FIFA akan memberikan keputusan terkait hal tersebut pada rapat bulan Oktober 2013. Boyce juga menambahkan, keputusan anggota UEFA itu juga mempertimbangkan soal penonton.
"Mereka (anggota UEFA) semua setuju bahwa untuk memainkan Piala Dunia tidak hanya berbicara tim yang bertanding namun juga ribuan penggemar sepakbola yang bisa saja tidak terbiasa dengan musim panas," ujar Boyce.
Keputusan untuk menjadikan Qatar sebagai tempat Piala Dunia 2022 memang menjadi kontroversi sejak 2010. Dengan suhu di musim panas mencapai 30 derajat celcius, tim medis beberapa negara melihat cuaca seperti itu sangat berbahaya untuk bermain sepak bola.
FIFA sebelumnya sudah melemparkan usulan untuk mengganti bulan penyelanggaran Piala Dunia 2022, dari bulan Januari/Febuari menjadi bulan November atau Desember 2022. Namun hal itu juga harus mendapat pembicaraan lebih serius utamanya terkait masalah hak siar pertandingan kompetisi di liga lokal masing-masing negara anggota FIFA dan UEFA.
"Masih ada sembilan tahun lagi untuk FIFA agar membicarakan hal itu. Berikan solusi yang terbaik dan perkecil gangguan yang bisa terjadi selama penyelenggaraan Piala Dunia," kata Boyce.
