Para pendukung tim Semen Padang merayakan kemenangan bersama penyerang Edward Wilson Junior usai pertandingan Indonesian Premier League (IPL) di Stadion H Agus Salim, Padang, Sumatera Barat, Minggu (24/6). ANTARA/Syafril Adriansyah
TEMPO.CO , Jakarta:Klub sepak bola Semen Padang menyambut positif dihentikannya kompetisi Liga Prima Indonesia (IPL-Indonesia Premier League) oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Keputusan ini dinilai membuat klub dalam posisi aman di tengah ketidakjelasan kompetisi.
"Kalau mundur, klub akan takut diberi sanksi," kata Direktur Utama PT Semen Padang Erizal Anwar kepada Tempo melalui sambungan telepon, Ahad, 29 September 2013. "Kalau diberhentikan, kan klub lebih aman."
Erizal mengatakan, kompetisi IPL sudah tidak layak lagi dilanjutkan lantaran kondisinya tidak sehat. "Kalaupun tidak diberhentikan, kompetisi ini akan berhenti sendiri," ujarnya. "Ruh kompetisi ini sudah tidak ada lagi."
Menurut Erizal, berbagai aturan sudah dilanggar oleh klub, misalnya melakukan walk-over (WO) saat menjadi tuan rumah. "Regulator pun tidak menindak tegas. Klub yang sudah WO beberapa kali masih dibiarkan bermain," kata dia.
Selain itu, kata Erizal, operator liga juga gagal mendatangkan sponsor. "Masak regulator tidak bisa menjual kompetisi ini satu rupiah pun kepada sponsor?" kata dia. "Kalau sudah begitu, untuk apa kompetisi ini dilanjutkan."
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akhirnya memutuskan menghentikan IPL di tengah jalan. Jalannya kompetisi yang dianggap tidak sesuai dengan regulasi PSSI menjadi alasan Komite Eksekutif PSSI mengambil keputusan itu dalam rapat yang berlangsung Sabtu, 28 September 2013.