Para pemain Tim Nasional U-19 merayakan gol pertama dari Muchlis Hadi Ning Syaifulloh saat pertandingan ujicoba antara Tim Nasional U-19 melawan Persiba Bantul di Stadion Sultan Agung, Bantul, (5/2). Timnas U-19 menang 2-0. TEMPO/Suryo Wibowo
TEMPO.CO, Jakarta - Kesuksesan tim nasional sepak bola usia di bawah 19 tahun (timnas U-19) menjuarai Piala Federasi Sepak Bola Asia Tenggara serta lolos ke Piala Asia 2014 disebabkan banyak faktor. Namun siapa sangka kesuksesan itu di antaranya disebabkan oleh hitung-hitungan metafisika.
Pelatih Indra Sjafriternyata berkonsultasi dengan Arkand Bodhana Zeshaprajna. Arkand, 43 tahun, merupakan pakar metafisika. "Saya diminta membantu timnas U-19 tanpa dibayar, saya langsung setuju," katanya saat berkunjung ke kantor Tempo, Selasa, 18 Februari 2014.
Doktor sains dari University of Metaphysics International, Los Angeles, ini menganalisis susunan nama pemain pilihan Indra. "Untuk melihat komposisi pemain yang bertanding hari itu membawa keberuntungan bagi tim atau tidak," kata Arkand. "Ini untuk membantu membentuk suatu tim yang kuat supaya kita bisa jadi juara."
Pria berdarah Karo yang berdomisili di Yogyakarta itu mengklaim hitung-hitungan metafisikanya terbukti moncer. "Setiap saran saya dituruti, timnas U-19 menang," katanya.
Dia mencontohkan kemenangan atas tim kuat Korea Selatan, Oktober lalu. Padahal saat itu kebanyakan pengamat pesimistis mengingat lawan merupakan satu kekuatan utama sepak bola Asia. "Tapi kami sangat yakin menang, karena dari struktur nama dan team value, timnas U-19 saat itu sangat kuat," ujar Arkand, yang membuka konsultasi metafisika soal kaitan struktur nama dan peruntungan selama 20 tahun.
Indra Sjafri, 51 tahun, membenarkan keterangan Arkand. "Saya tidak hanya menggunakan satu bidang ilmu untuk menangani timnas U-19," katanya kepada Tempo, Rabu, 19 Februari 2014. "Saya juga menggunakan jasa seorang ahli metafisika, dan itu banyak membantu kami di tim." (Baca: Hasil dan Jadwal Timnas U-19)