Soal LSI, Eddie: Djohar Benturkan Wapres dengan Menpora
Editor
Hari prasetyo
Kamis, 2 April 2015 14:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) Eddie Elison menilai keterangan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Djohar Arifin Husin kepada para wartawan di Jakarta pada Rabu, 1 April 2015, mengenai Liga Super Indonesia (LSI) telah membenturkan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
“Pasti saat mereka (PSSI) bertemu dengan Jusuf Kalla, mereka tidak menyebut soal ada klub (peserta Liga Super Indonesia) yang tidak membayar gaji, soal pengaturan skor atau sepak bola gajah, ada klub yang tidak membayar pajak, dan hal lainnya,” kata Eddie di Jakarta, Kamis, 2 April 2015.
Eddie, yang juga mantan pengurus PSSI, mengusulkan sebaiknya Wakil Presiden Jusuf Kalla menemui atau memanggil Menteri Olahraga Imam Nahrawi dengan tujuan agar semua masalah yang masih ada di Liga Super Indonesia menjadi jelas.
Rabu, 1 April 2015, Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi pernyataan, antara lain ditayangkan di beberapa media televisi, yang berisikan imbauan kepada Menteri Olahraga Imam Nahrawi agar tidak ikut campur masalah penyelenggaraan Liga Super Indonesia 2015 terlalu jauh. Jusuf Kalla juga berharap Liga Super bisa berlangsung tetap mulai 4 April 2015.
Rabu lalu, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin mengatakan langkah yang diambil PSSI saat ini adalah mengurus perizinan kepada kepolisian agar jadwal kompetisi Liga Super Indonesia 2015 yang sudah disiapkan bisa terlaksana, terutama pembukaan pada 4 April 2015. Surat kesepakatan dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat akan digunakan sebagai dasar mengajukan izin ke kepolisian.
"Sekarang kami sedang mengurus izinnya karena yang berhak memberikan izin adalah kepolisian. Dalam dua hari ini, orang kami akan memproses ini di kepolisian," ujar Djohar kepada wartawan di kantor PSSI, Senayan, Rabu lalu.
Sesuai jadwal, awal kompetisi LSI 2015 akan digelar di empat kota, yaitu Jayapura, Bandung, Malang, dan Palembang. Rencananya, empat pertandingan di hari itu akan disiarkan langsung sehingga masyarakat luas bisa menyaksikan di layar televisi. "Sebagai asosiasi di bawah FIFA (Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional), kami akan melaporkan kegiatan kompetisi. Nanti apa isi laporannya tergantung pada 4 April 2015 nanti," ujar Djohar.
Terkait dengan rekomendasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang hanya untuk 16 klub peserta, Djohar menegaskan pada rapat Komite Eksekutif PSSI telah disetujui 18 klub. "Tidak ada yang boleh melarang satu klub itu ikut kompetisi atau tidak, itu peraturan," ujarnya.
Djohar menolak jika dikatakan PSSI melawan keputusan BOPI. Sebagai pembina olahraga profesional, lembaga di bawah Menteri Pemuda dan Olahraga itu memiliki kewenangan tersebut. Namun dalam persoalan menentukan jumlah peserta kompetisi, Djohar menambahkan, itu adalah kewenangan asosiasi.
"BOPI ingin olahraga profesional menjadi profesional, kami mengerti. Tapi kami ini baru merangkak, baru belajar, klub-klub pun belum ada yang untung, masih pakai duit pribadi," kata Djohar.
Sebelumnya, PSSI dengan mudah memperoleh surat rekomendasi BOPI saat mau melaksanakan pertandingan LSI. "Dulu BOPI melihat semuanya, tapi tidak mendetail seperti ini, jadi klub kaget," kata Djohar.
Deputi Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto mengatakan klub peserta Liga Super, yang sudah berlangsung sejak 2008, seharusnya telah memiliki legalitas hukum. "Tidak mungkin delapan tahun tidak mengurus legalitas hukum dan tidak membayarkan pajak," ujar dia. "Kami pikir kurun waktu delapan tahun itu sudah lebih dari cukup."
Berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan timnya, BOPI tidak meloloskan dua klub besar asal Jawa Timur, yakni Arema Indonesia dan Persebaya Surabaya. Keduanya tidak diloloskan karena persoalan kepemilikan ganda. Dengan hasil itu, mereka hanya memberikan rekomendasi izin pertandingan untuk 16 klub dari total 18 klub.
Lima klub lain, yaitu Mitra Kukar, Persela Lamongan, Pelita Bandung Raya, Gresik United, dan Perseru Serui sudah melengkapi dokumen pajak mendekati batas akhir pengumpulan, Selasa, 31 Maret 2015.
HARI PRASETYO | RINA WIDIASTUTI