TEMPO.CO,Jakarta -Hasani Abdulgani berbinar-binar menyampaikan hasil pertemuan dengan klub peserta Liga Indonesia di Hotel Atlet Century, Senin pekan lalu. Bos Mahaka Sports itu menyatakan sebanyak 11 klub sudah pasti mengikuti Piala Indonesia Satu, turnamen yang bakal dibuatnya pada 15 Agustus mendatang. "Apabila seluruh klub ISL (Liga Super Indoesia) bersedia ikut, kami akan memanggil klub Divisi Utama untuk menggenapkannya menjadi 20 klub," ucapnya meyakinkan.
Hasani begitu percaya diri lantaran turnamenya tak tersengat kisruh Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Kedua pihak yang berseteru hingga berujung sanksi FIFA itu menyatakan sepakat dengan turnamen tersebut.
Menteri Olahraga Imam Nahrawi menyatakan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), lembaga di bawah naungannya, bakal memberi keringanan dalam proses verifikasi klub. Adapun La Nyalla Mahmud Mattalitti, Ketua PSSI terpilih, mengatakan Mahaka sudah mendapat izin dari organisasinya untuk mengadakan turnamen. "Kami memberi dukungan untuk itu," kata La Nyalla.
Kekompakan yang pertama kali ditunjukkan dua pemangku kepentingan tersebut rupanya tak menghapus kegamangan para klub. Tiga dari 11 klub yang sudah dipastikan ikut memilih mundur. Mereka adalah Barito Putra, Persiram Raja Ampat, dan Persija Jakarta. Adapun Persela Lamongan belum memutuskan ikut atau tidak.
"Kami kan sudah bubar, bagaimana mau ikut?" kata Henry Wairara, Manajer Persiram Raja Ampat, di kantor PSSI, Kamis lalu. "Kami tidak memungkinkan untuk ikut," Pelatih Persija Jakarta, Satia Bagdja Ijatna, menambahkan.
Wairara mengatakan klubnya bisa saja memanggil kembali pemain yang sudah disuruh pulang ke kampung setelah pembubaran. Namun manajemen tak tertarik melakukan hal tersebut hanya karena Piala Indonesia Satu. Alasan lainnya, kata dia, turnamen ciptaan anak usaha Erick Thohir itu tak jelas tingkatannya. "Kami menunggu kompetisi resmi yang ada jenjangnya saja," katanya.
Masalah jenjang turnamen memang menjadi momok yang kerap dipertanyakan para klub. Hasani sudah berusaha memberi penjelasan bahwa Piala Indonesia Satu nantinya menjadi fondasi lahirnya liga. Namun pernyataan Hasani tak membuat klub yakin begitu saja.
Selanjutnya: Tak ubahnya laga antarkampung...
<!--more-->
Juru bicara Barito Putra, Denny Nizar, menyatakan turnamen tak ubahnya laga antarkampung bila tak memiliki jenjang. Sebab, juara turnamen tak jelas akan berada di strata pertandingan mana. "Makanya kami memutuskan tak ikut," ucapnya.
Asisten pelatih Persela Lamongan, Didik Ludiyanto, menambahkan, turnamen bukanlah solusi di tengah kisruh sepak bola Tanah Air. Yang terpenting, kata dia, adalah pemerintah dan PSSI bersatu dalam membangun kembali olahraga ini secara utuh. Bila hubungan kedua pihak harmonis, akan ada solusi terhadap pemenang turnamen. "Soal jenjang ini memang menjadi pertimbangan manajemen kami," ucapnya melalui sambungan telepon, Jumat
Turnamen ini, Didik melanjutkan, juga akan terhambat oleh persiapan para pemain. Sebab, waktu menjadi mepet karena pemain baru bisa dipanggil setelah Lebaran. Padahal para pemain butuh persiapan matang karena mereka tak menjalani uji coba akibat diliburkan setelah Liga Indonesia dihentikan pada April lalu.
Pelatih Satia Bagdja menambahkan, masalah persiapan semakin rumit karena biaya mendatangkan pemain tak akan sedikit. Khususnya klub yang dirundung masalah gaji pemain, seperti Persija, sudah empat bulan anak asuhannya tak menerima gaji. "Pengurus bilang belum ada uang, bagaimana kami bisa bicara," katanya.
Adapun Hasani, yang dimintai konfirmasi, mengatakan akan mengevaluasi kembali rencana digelarnya turnamen bila ternyata pesertanya tidak sampai 12 klub—target minimum peserta yang sudah dipatok Mahaka sebelumnya. Evaluasi baru dilakukan setelah batas pendaftaran pada 15 Juli.
Hasani enggan menyebutkan apakah bentuk evaluasi berupa pengunduran waktu kickoff atau pembatalan turnamen. Ia hanya berusaha terus membujuk semua klub Liga Indonesia agar tetap tertarik bergabung. "Mari berpikir positif agar turnamen ini still on track," katanya saat dihubungi melalui telepon selulernya, Jumat lalu.
Ihwal jenjang setelah turnamen, Hasani mengatakan Mahaka bukanlah federasi sepak bola yang bisa membuat kebijakan ihwal jenjang kompetisi. "Kami hanya membuat turnamen untuk mengisi kekosongan kompetisi," katanya.
TRI SUHARMAN