TEMPO.CO, Jakarta - Bambang Suryo, mantan perantara judi bola, mengatakan bandar judi bola yang bermain di Liga Indonesia berasal dari luar negeri. Di antaranya Malaysia, Singapura, dan Cina.

"Mereka kebanyakan orang Malaysia yang menjadi kepanjangan tangan dari rumah judi di Cina," ucap Bambang kepada Tempo dalam beberapa kesempatan.

Bambang menceritakan bagaimana perkenalannya dengan bandar judi asal Malaysia berinisial Da pada pertengahan 2010. Ketika itu, dia mengaku tidak sengaja bertemu dengan Da saat mengunjungi temannya di negeri jiran itu. Sopir taksi yang ditumpanginya di Malaysia mengenalkan dia dengan Da. "Dia mengantarkan saya pada Da," ujarnya. Pertemuan itu terjadi di salah satu kedai Minangkabau di kawasan Petak Sembilan.

Setelah sukses mengatur beberapa pertandingan, Bambang kemudian dicari bandar-bandar judi lain yang membutuhkan jasanya. "Mereka yang kemudian datang pada saya," tuturnya.

Ia menyebutkan salah satu bandar yang bermain di Indonesia dengan inisial J. Perkenalannya dengan J, yang juga dari Malaysia, terjadi pada 2011, saat dia mengikuti temannya, R, mengatur pertandingan di Solo. "Ketika itu, J sempat tertahan di bandara karena masalah keimigrasian. Ketika itu, saya menghubungi Andi Darussalam untuk membantunya lolos," katanya.

Sejak itu Bambang dan J saling berkomunikasi. Setahun kemudian, J mengutarakan keinginannya menjadi bandar judi di Liga Indonesia. Itu pun dilakukannya setelah ia berkenalan dengan Andi Darussalam. Menurut Bambang, sebagian bandar judi yang menjadi bosnya dikenalkan kepada Andi membawa upeti sebagai tanda perkenalan. Tujuannya, mereka aman bermain di Indonesia.

Saat dikonfirmasi mengenai cerita Bambang itu, mantan Direktur PT Liga Indonesia Andi Darussalam membantah menerima uang dari bandar judi. "Saya tidak pernah menerima keuntungan dari bandar judi itu. Buat apa seperti itu," ujarnya, Juni 2015. Namun ia tidak membantah jika mengenal Bambang sebagai perantara judi bola. Terkait dengan adanya keterlibatan Andi dalam pengaturan skor dalam berbagai pertandingan sepak bola, dia tidak mau berkomentar. "Tidak mau berkomentar saya."

TIM MAJALAH TEMPO