TEMPO.CO, Manchester - Musim ini, tim West Ham United membuat gebrakan pada Liga Primer Inggris. Mereka menumbangkan tiga klub raksasa di kandang lawan. Manajer mereka, Slaven Bilic, adalah otak di balik penampilan fantastis itu.
Slaven Bilic baru menangani West Ham United pada Juni lalu. Pelatih 47 tahun itu sukses mengantar timnya mengalahkan Arsenal 2-0 dalam laga pertandingan pembukaan musim 2015-2016 pada 9 Agustus lalu. Mereka juga membungkam Liverpool dengan skor 0-3 di Anfield, dua pekan kemudian. Lalu, Sabtu tengah malam, 19 September, giliran Manchester City yang menjadi korban. Klub berjulukan The Citizens itu dikalahkan dengan skor 2-1 di Etihad Stadium.
Bilic ditunjuk menjadi pelatih menggantikan Sam Allardyce pada 10 Juni lalu. Bos West Ham, David Gold, kepincut oleh filosofi sepak bola Bilic yang dinilai penuh semangat. "Inilah yang kami butuhkan saat ini: seseorang yang memiliki gairah dan semangat tinggi untuk melakukan perubahan," kata David Gold ketika itu.
West Ham saat itu hanya tim papan tengah. Mereka finis pada peringkat ke-12 klasemen Liga Primer musim lalu dengan hanya mengantongi 12 kemenangan dari 38 pertandingan.
Bilic optimistis. Ia melihat semangat yang sama memancar dari mata para pemainnya. Itulah yang dibutuhkannya. "Saya melihat ambisi dan semangat mereka," ujarnya.
Namun semangat saja tak cukup untuk bersaing pada Liga Primer. Bilic kemudian membeli Dimitri Poyet dari Marseille, Angelo Ogbonna dari Juventus, dan Pedro Obiang dari Sampdoria. Selain itu, ia merombak skema permainan. Musim lalu, West Ham lebih banyak memainkan pola 4-2-3-1 atau 4-1-3-2. Kini, di tangan dia, mereka lebih banyak bermain dengan skema 4-3-3.
Artinya, mereka kini bermain lebih terbuka dan lebih ofensif. Tak percaya? Lihat saja total gol mereka. Dari enam pertandingan, West Ham telah mengoleksi 13 gol!
Tidak ada tim lain di Inggris yang saat ini mencetak gol sebanyak ini. Bahkan Manchester City hanya mengoleksi 12 gol. Musim lalu, pada periode yang sama, West Ham hanya mencetak sepuluh gol.
"Saya bisa melakukan ini karena kami memiliki para pemain yang sangat kreatif. Mereka bisa melihat celah lawan, kemudian mengeksploitasinya. Namun perjalanan kami masih panjang," tutur Bilic.
Kompetisi memang menyisakan 32 pertandingan lagi. Bilic mengingatkan timnya untuk terus memelihara semangat. Konsistensi permainan menjadi fokus utama Bilic saat ini. Sebab, tanpa konsistensi permainan, kemenangan-kemenangan menakjubkan yang mereka peroleh pada awal musim ini tidak akan berarti banyak.