Kiper Chelsea Petr Cech, berjalan melintasi pelatihnya Jose Mourihno dikawal dokter tim Eva Carneiro saat pertandingan Liga Champion saat melawan Atletico Madrid di Vicente Calderon (22/4). Eva belajar kedokteran di Universitas Nottingham dan bergabung dengan Chelsea pada 2009 sebagai dokter cadangan tim. REUTERS/Darren Staples
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan dokter tim Chelsea, Eva Carneiro, akhirnya buka suara soal insiden dengan Jose Mourinho. Dia menyatakan tidak dimintai keterangan saat Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) menginvestigasi kejadian itu.
"Saya terkejut saat mendengar FA mengivestigasi insiden 8 Agustus," kata Carneiro sebagaimana dilansir The Guardian. "Saya tidak dimintai keterangan oleh FA. Jangan-jangan ini hanya investigasi formal di mana bukti dari orang-orang yang terlibat di insiden itu tidak dianggap penting. Memilih mengabaikan beberapa bukti tentu saja mempengaruhi hasil penyelidikan."
Insiden 8 Agustus yang dimaksud Carneiro terjadi saat Chelsea bertanding melawan Everton di Stamford Bridge, dua bulan lalu. Di pertandingan itu, Carneiro memancing amarah manajer Chelsea, Jose Mourinho, karena dia berlari memasuki lapangan untuk merawat Eden Hazard pada saat injury time. Mourinho memaki Carneiro.
Mourinho dilaporkan menggunakan frasa filha da puta, yang berarti anak seorang pelacur, saat memaki dokter cantik itu. Namun, setelah menyelidiki kejadian itu, FA menyatakan manajer asal Portugal itu bersih dari kesalahan.
Setelah kejadian itu, Carneiro dilarang mengikuti sesi latihan dan pertandingan Chelsea. Dokter 42 tahun itu kemudian memutuskan keluar dari tim juara bertahan Liga Inggris itu pada pekan lalu.
"Musim lalu saya memiliki pengalaman yang sama di sebuah pertandingan di West Ham FC. Saya mengalami pelecehan dengan kata-kata,” Carneiro menambahkan. “Karena publik mengkomplain, FA memberi pernyataan kepada media. Mereka berkata tidak ada lagu yang sexist selama pertandingan itu.”
Lagi-lagi, kata Carneiro, dia tidak dimintai keterangan. “Insiden seperti inilah—dan juga kurangnya dukungan dari otoritas sepak bola—yang membuat posisi wanita di sepak bola sulit," ujarnya.