Hadapi Dakwaan 15 Tahun, Chung Merasa Dijegal Jadi Bos FIFA  

Reporter

Selasa, 6 Oktober 2015 20:55 WIB

Chung Mong-joon Foto: altiusdirectory.com

TEMPO.CO, Jakarta -Chung Mong Joon asal Korea Selatan (Korsel) mengatakan dirinya terancam diskors selama 15 tahun oleh Komite Etik FIFA, yang menghantam kampanyenya untuk menjadi presiden FIFA, namun ia menepis tudingan bahwa dirinya melakukan kesalahan dan berjanji akan meneruskan perjuangannya untuk memimpin badan sepak bola dunia itu.

Berbicara pada konferensi pers di Seoul pada Selasa, Chung membacakan pernyataan sebanyak sembilan halaman, berisi tudingan-tudingan kepada dirinya, yang disebutnya sebagai taktik "untuk mencegah ia mencalonkan diri sebagai presiden FIFA."

Chung mengatakan dakwaan-dakwaan terhadapnya dialamatkan kepada "dukungannya untuk pencalonan Korsel sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 ketika ia meluncurkan program Global Football Fund (GFF).

Chung mengatakan proposal-proposalnya sejalan dengan peraturan-peraturan FIFA dan telah diperiksa dan dinyatakan bersih, namun ia menjadi target karena dirinya mencalonkan diri sebagai presiden FIFA.

"Alasan fundamental mengapa saya diincar adalah bahwa saya berhadapan langsung dengan struktur kekuatan yang eksis di FIFA," kata Chung.

Penguasa konglomerasi industru Hyundai Chung berjanji akan melawan dakwaan-dakwaan itu, sambil menambahi, "tentu saja, saya akan menang dan mempertahankan diri."

Pada November, nama Chung masuk dalam laporan Komite Etik FIFA terkait proses pencalonan untuk Piala Dunia 2018 dan 2022, di mana Korsel mencalonkan diri sebagai tuan rumah.

Laporan itu menyusul investigasi yang dipimpin pengacara AS Michael Garcia dan memeriksa surat-surat yang dikirimkan Chung, pada akhir 2010, kepada anggota-anggota Komite Eksekutif mengenai proposal untuk membentuk "Global Football Fund" untuk pengembangan sepak bola.

"Menurut surat-surat itu, Korea berniat meningkatkan 777 juta dolar dari 2011 untuk membangun infrastruktur sepak bola yang baru dan merenovasi fasilitas-fasilitas yang sudah ada," kata laporan itu, yang menambahi bahwa dana tersebut terkait dengan upaya Korsel menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Chung, miliarder berusia 63 tahun yang sebelumnya menjabat wakil presiden FIFA, secara formal mengumumkan pada Agustus bahwa dirinya mencalonkan diri sebagai kandidat presiden FIFA.

Pejabat petahana Sepp Blatter akan mengundurkan diri pada Februari.

Chung telah melancarkan kritik keras terhadap Blatter, yang memimpin FIFA selama 18 tahun terakhir dan belakangan menjadi fokus pada investigasi kriminal.

Blatter menepis tuduhan bahwa dirinya melakukan kesalahan dan tidak didakwa dengan tuntutan apapun.

Chung mengatakan pada awal kampanyenya bahwa ia mencemaskan Blatter akan menyabotase pencalonannya, menyebut Komite Etik sebagai tukang pukul Blatter.

"Bahaya sebenarnya adalah bahwa mereka bukan hanya menyabotase pencalonan saya. Mereka menyabotase pemilihan FIFA dan FIFA itu sendiri," kata Chung.

"Segila sebagaimana kedengarannya, terdapat laporan-laporan media bahwa Tuan Blatter berencana untuk tetap menjadi presiden saat pencalonan kandidat dilangsungkan."

Bagaimanapun, proses pemilihan berada di ambang bencana berubah menjadi lelucon." Demikian laporan Reuters.

ANTARA

Berita terkait

Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

8 Juni 2022

Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.

Baca Selengkapnya

Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

3 Agustus 2020

Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

Badan sepak bola dunia FIFA menyatakan pihak berwenang Swiss tidak mempunyai alasan untuk meluncurkan penyelidikan kriminal atas Gianni Infantino.

Baca Selengkapnya

Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

26 Mei 2020

Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

Badan sepak bola dunia (FIFA) menskors presiden federasi sepak bola Haiti Yves Jean-Bart terkait kasus pelecehan seks.

Baca Selengkapnya

Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

8 April 2020

Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Baca Selengkapnya

Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

7 April 2020

Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

Empat mantan anggota Komite Eksekutif FIFA disebut menerima suap hingga jutaan dolar Amerika untuk pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar

31 Juli 2018

Piala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar

Tim pencalonan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dituduh menggunakan cara-cara kotor untuk menang.

Baca Selengkapnya

Boikot Bertambah Mendekati Pembukaan, Piala Dunia 2018 Batal?

27 Maret 2018

Boikot Bertambah Mendekati Pembukaan, Piala Dunia 2018 Batal?

Negara-negara yang menyatakan akan melakukan boikot bertambah ketika Piala Dunia 2018 tinggal tiga bulan lagi.

Baca Selengkapnya

Presiden FIFA: Piala Dunia 2018 Tak Akan Jadi Ajang Perang

19 Maret 2018

Presiden FIFA: Piala Dunia 2018 Tak Akan Jadi Ajang Perang

Presiden FIFA Gianni Infantino menegaskan kecemasan terhadap potensi bentrok suporter Rusia dan Inggris tak akan terjadi di Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

FIFA Didesak Batalkan Chechnya sebagai Markas Timnas Mesir

13 Februari 2018

FIFA Didesak Batalkan Chechnya sebagai Markas Timnas Mesir

Keputusan FIFA untuk mengijinkan ibukota Chechnya, Grozny, sebagai markas Timnas Mesir mengundang protes.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Peluang Arab Saudi di Mata Sami Al-Jaber

3 Februari 2018

Piala Dunia 2018: Peluang Arab Saudi di Mata Sami Al-Jaber

Sami Al-Jaber bangga tim Arab Saudi bisa bermain pada partai pembukaan Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya