Suasana salah satu ruangan Kantor PSSI yang telah selesai direnovasi di areal Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, 2 Januari 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah anggota Komisi X DPR-RI mengapresiasi Komite Adhoc Reformasi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam menjalankan perannya sebagai kelompok yang memperjuangkan kelangsungan sepak bola di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan dalam agenda Rapat Dengar Pendapat Umum bersama dengan anggota komite adhoc, perwakilan PSSI, KOI, dan sepakbola wanita di Gedung DPR-RI di Jakarta, Senin sore.
"Saya salut dengan komite ini karena sekarang sudah tidak ada lagi yang mau mengurus persoalan ini," kata anggota Komisi X dari fraksi Partai Demokrat Jefirston Riwu Kore.
Menurut dia, kinerja positif yang ditunjukan Komite Adhoc Reformasi PSSI juga harus sejalan dengan itikad baik dari pemerintah untuk menyelesaikan konflik ini, khususnya dari Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Politisi dari Nusa Tenggara Timur itu pun mengancam untuk membentuk pansus jika pemerintah enggan bergabung untuk mencari solusi terbaik bagi persepakbolaan Indonesia.
Hal tersebut dia sampaikan mengingat hingga saat ini pemerintah, khususnya pihak Kemenpora, belum pernah melakukan pembahasan bersama sehubungan dengan pembekuan PSSI.
Sementara itu, anggota Komisi X dari Partai Persatuan Pembangunan Anas Thahir juga sependapat dengan hal tersebut.
Politisi dari dapil Jawa Timur itu menilai apa yang dilakukan komite adhoc tersebut merupakan bentuk "perwakafan diri" terhadap keberlangsungan PSSI dan sepak bola di Tanah Air.
"Saya sangat salut pada seluruh anggota komite, hari gini masih ada yang mau mewakafkan diri untuk mengurus keberlangsungan sepak bola," tutur Anas.
Akan tetapi dia juga meminta pada komite yang diketuai Agum Gumelar itu untuk menjelaskan "legal standing" kelompok tersebut karena dianggap krusial bagi komite tersebut.
Menurut dia, dengan adanya legal standing yang jelas maka bisa dengan mudah menentukan arah kebijakan yang solutif bagi kelangsungan sepak bola nasional.
"Kalau legal standingnya tidak jelas yang dikhawatirkan justru bisa menjadi pihak ketiga antara PSSI dan pemerintah yang menimbulkan masalah baru," tukasnya.
Kesan Jusuf Kalla, Agum Gumelar, dan Ahmad Heryawan pada Solihin GP
54 hari lalu
Kesan Jusuf Kalla, Agum Gumelar, dan Ahmad Heryawan pada Solihin GP
Sejumlah tokoh daerah dan nasional melayat jenazah Solihin GP (Gautama Purwanegara) di rumah duka maupun di Gedung Sabau Markas Kodam III Siliwangi, Bandung, Selasa, 5 Maret 2024. Selewat tengah hari jenazah Solihin GP alias Mang Ihin diserahkan pihak keluarga ke Panglima Kodam III Siliwangi untuk menjalani prosesi pemakaman secara militer hingga di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung. "Pak Solihin seorang pemimpin yang tegas tapi sangat ramah ke rakyat," kata mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Bandung menjelang pemakaman.