John Stones, pesepakbola berkewarganegaraan Inggris yang bermain untuk klub Everton. John yang biasa bermain pada posisi bek ini direkrut oleh klub Liga Inggris, Manchester City dengan nilai transfer hingga 47 juta pound sterling atau sekitar Rp 827 miliar. REUTERS
TEMPO.CO, Jakarta - Rapuhnya lini belakang Manchester City menjadi sorotan saat mereka dibungkam Barcelona 4-0 Kamis dinihari tadi, 20 Oktober 2016. Bek John Stones menjadi pusat perhatian karena dinilai gagal mengorganisir pertahanan City untuk menghadapi trio Lionel Messi, Neymar, dan Luis Suarez.
Pengamat sepak bola Inggris, Paul Merson, menilai John Stones masih harus banyak belajar untuk menghadapi lawan seperti Barcelona. Meskipun sempat melakukan beberapa penyelamatan, Stones dinilai masih kerap salah posisi saat mengantisipasi pergerakan trio MSN Barcelona.
"Umpan-umpannya cukup baik hanya saja penempatan posisinya masih sangat butuh ditingkatkan," ujarnya seperti di lansir laman Daily Mail.
Salah satu kesalahan besar Stones adalah ketika Messi mencetak gol pertama dan ketiganya. Pada gol pertama, Stones telat mengantisipasi pergerakan Messi yang melakukan umpan satu dua dengan Andres Iniesta. Stones terlihat hanya terpaku melihat Messi merangsek ke dalam kotak pinalti menerima umpan balik dari Iniesta dan mencetak gol dengan melewati penjaga gawang Claudio Bravo.
Pada gol ketiga Messi, Stones juga melakukan kesalahan. Dia kembali gagal mengantisipasi pergerakan Messi untuk menerima sodoran bola dari Luis Suarez sebelum membelokannya melewati penjaga gawang Willy Cabalero.
Penyandang gelar bek termahal di Liga Inggris itu juga membuat kesalahan saat Barcelona mencetak gol penutup melalui kaki Neymar Jr. Penyerang asal Brasil itu dengan mudah mengecoh Stones sebelum melepaskan tendangan dari dalam kotak pinalti dan menjebol gawang Cabalero.
Stones dibeli City dari Everton pada awal musim ini dengan banderol 47,5 juta pound sterling. Dia dipproyeksikan untuk menggantikan peran Vincent Kompany sebagai jenderal di lini pertahanan City. Kepindahannya ke City itu diwarnai penolakan Stones untuk bermain di Barcelona. Jika saat itu dia memilih Barcelona, mungkin saja Stones akan berada di pihak yang mendapat pujian, bukan cemoohan saat ini.
