Striker Robin van Persie bertepuk tangan usai berakhirnya pertandingan melawan Arsenal di laga terakhir kandang di Old Trafford, Manchester, Inggris, 17 Mei 2015. Laga terakhir kandang Manchester United menjamu Arsenal, setan merah meraih poin satu usai berakhir seri 1-1. REUTERS
TEMPO.CO, Jakarta - Penyerang Fenerbahce, Robin van Persie, akan menghadapi mantan klubnya, Manchester United, pada laga Liga Eropa Jumat dini hari nanti. Dia menyatakan bahwa keputusan dirinya untuk hijrah ke dari kubu setan merah 2015 lalu merupakan keputusan yang berat.
Keputusan itu diambilnya setelah Manajer Alex Ferguson mundur dari jabatannya pada 2013. Dia pun menyatakan bahwa dirinya mungkin masih akan menjadi pemain United jika Ferguson bertahan.
"Kita tak pernah tahu apa yang terjadi. Mungkin saja saya masih akan menjadi pemain Manchester United hari ini," ujarnya dalam konferensi pers jelang laga itu.
Dia mengatakan bahwa kepindahannya dari Arsenal ke United merupakan hasil kerja Ferguson. Awalnya, saat itu Ferguson ingin bertahan beberapa tahun lagi jika berhasil memboyong Van Persie. Namun, setahun setelah kepindahannya ke United, Ferguson justru mundur dari jabatannya dan digantikan oleh David Moyes.
"Ketika saya bergabung ada ide bahwa Sir Alex akan bertahan untuk beberapa tahun lagi, tetapi dalam sepakbola semua hal dengan cepat berubah. Anda tak bisa merencanakan jalan yang akan anda lalui atau pun jalan yang pelatih anda akan lalui," ujarnya.
Van Persie berhasil menjadi idola suporter Manchester United pada tahun pertamanya. Dia langsung mendapatkan penghargaan pemain terbaik pilihan suporter Manchester United tahun itu setelah mencetak 26 gol dalam 38 pertandingan.
Namun performa Van Persie menurun di bawah asuhan David Moyes. Dia hanya mencetak 12 gol dalam 21 laga dan United mengalami kemerosotan prestasi. Di era Louis van Gaal, pemain asal Belanda itu pun tak mengalami perbaikan performa. Dia hanya mencetak 10 gol dalam 27 laga di Liga Inggris dan di akhir musim memutuskan pindah ke Fenerbahce.
