TEMPO.CO, Jakarta - Manchester City berhasil mengalahkan Barcelona 3-1 dalam pertandingan lanjutan Liga Champions di Etihad Stadium, Rabu dinihari. Hasil ini menjadi pembalasan bagi City yang di laga sebelumnya ditekuk Barcelona 4-0.
Messi sempat membawa Barcelona unggul, tapi City bisa mengejar dan membalikkan keadaan lewat dua gol Ilkay Guendogan dan satu gol Kevin de Bruyne.
Bagi pelatih Josep Guardiola, kemenangan ini jadi hal istimewa karena ia sebelumnya menjadi sosok kunci yang membangkitkan gaya tiki-taka di Barcelona. Seusai laga tersebut, pelatih asal Spanyol itu menjawab sejumlah itu penting yang muncul.
- Soal strategi timnya "Kami berkompetisi dengan Barcelona, tapi kali ini dengan cara berbeda. Kami memainkan lebih banyak bola panjang, karena kami belum benar-benar siap untuk memainkan bola dan bermain seperti mereka. Pada 38 menit pertama, kami belum mampu mengatasi tim terbaik di dunia itu. Permainan kami dalam laga pertama bahkan lebih baik. Tapi, dalam babak kedua, keadaannya berbeda. Saya melihat para pemain bermain dengan lebih yakin."
- Soal kemenangan yang akan jadi inspirasi "Kini mereka (para pemain) menyadari bahwa mereka mampu mengalahkan tim terbaik di dunia. Generasi berikutnya akan melihat itu dan harus bisa melakukannya lagi. Itu adalah proses. Hal sama terjadi saat pemain seperti Joe Hart dan Vincent Kompany memenangi dua gelar dalam lima atau enam tahun. Para pemain yang datang kemudian kini mengerti bahwa mereka harus bisa melakukan hal sama, atau berusaha melakukan hal sama."
- Soal City jadi kekuatan utama di Eropa "Klub ini tak pernah berkompetisi di Eropa selama 25 atau 30 tahun. Itu waktu yang lama. Sedangkan klub seperti Barcelona, Real Madrid, dan Bayern Muenchen bermain setiap tahun. Anda butuh waktu. Mungkin hari ini langkah bagus, dan sekali dalam hidup kami bermain melawan tim terbaik di dunia dan menang. Ini bukan berarti kami telah menciptakan salah satu tim terbaik di Eropa. Anda butuh 10, 15, 20 tahun untuk bertahan di sana."
