Bek Manchester City, John Stones melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang AS Monaco pada pertandingan Leg pertama babak 16 besar Liga Champions di stadion Etihad, 22 Februari 2017. Reuters / Darren Staples Livepic
TEMPO.CO, Jakarta - Manchester City memiliki pekerjaan rumah yang cukup berat saat menghadapi AS Monaco dalam laga kedua babak 16 besar Liga Champions pada Kamis dinihari, 16 Maret 2017. Meskipun berbekal kemenangan 5-3 pada laga pertama, City memiliki pekerjaan agar tak kebobolan dua gol pada laga itu.
Masalah utama tim asuhan Pep Guardiola menjelang laga kali ini tetap berupa pertahanan yang rapuh. Pada laga pertama, lini belakang City sempat kedodoran dan membuat mereka tertinggal 3-2 dari Monaco.
Bek John Stones yang pada awal musim ini didatangkan dari Everton ternyata tak bisa menambal absennya Vincent Kompany yang terus dirundung cedera. Bahkan Stones banyak melakukan kesalahan pada laga pertama sehingga membuat penyerang Monaco, Radamel Falcao, mampu mencetak dua gol.
Kelemahan City sangat terlihat saat menghadapi serangan cepat dari Monaco. Upaya Guardiola bermain dengan tiga bek saat itu berantakan karena kedua pemain sayap mereka, Leroy Sane dan Raheem Sterling, tak mampu kembali dengan cepat saat menghadapi serangan lawan.
Beruntung Guardiola saat itu sadar dengan cepat. Dia menarik keluar Fernandinho dan memasukan Pablo Zabaleta untuk kembali bermain dengan empat pemain belakang pada babak kedua. Walhasil, mereka berhasil meredam ketajaman lini depan Monaco dan berbalik unggul 5-3.
Pada laga kedua kali ini, Guardiola tentu tak ingin kembali berjudi dengan memainkan tiga pemain belakang. Namun bermain dengan empat pemain belakang bukannya tanpa masalah bagi mereka.
Usia para pemain belakang City yang sudah uzur dipastikan akan terkuras menghadapi kecepatan dua gelandang sayap Monaco, Kylian Mbappe dan Bernardo Silva. Maka satu-satunya cara adalah dengan menginstruksikan Sane dan Sterling yang kemungkinan akan kembali bermain untuk rajin turun ke belakang.
Taktik seperti ini mungkin akan berimbas pada ketajaman City di lini depan. Pada titik inilah kecerdasan Guardiola akan kembali diuji.
