Pemain Juventus' Paulo Dybala sukses mengeksekusi tandangan penalti ke gawang Porto, dalam pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Stadion Juventus, Turin, Italia, 15 Maret 2017. Juventus menang 1-0. Reuters/Stefano Rellandini
TEMPO.CO, Jakarta - Paulo Dybala dianggap pemain muda potensial dan punya masa depan cerah. Striker Argentina inilah yang mencetak gol tunggal Juventus ke gawang FC Porto pada laga kedua babak 16 besar Liga Champions, Selasa, 14 Maret 2017.
Namun ada sisi negatif di balik darah mudanya. Oleh pelatih legendaris Italia dan AC Milan, Arrigo Sacchi, Dybala dianggap terlalu banyak memprotes wasit dan kebiasaan itu sudah ditunjukkan pemain 23 tahun tersebut sejak masih membela Palermo sebelum ditarik Juve pada 2015. Hal itu disampaikan langsung saat keduanya berdiskusi dalam sebuah acara televisi.
"Kamu adalah pemain berbakat besar, tapi satu hal yang tidak saya suka dari kamu adalah kamu terlalu banyak memprotes wasit," kata Sacchi kepada pemain yang pantas menjadi cucunya itu, yang direkam Mediaset Premium.
Dybala mengaku tak keberatan dengan kritik "sang kakek". Ia menyadari terlalu banyak mengeluh kepada ofisial di lapangan itu tidak baik. "Memang benar, tapi protes saya itu sikap spontan di lapangan. Saya sadar tak harus melakukannya," ujar Dybala.
Perbincangan berlanjut. Sacchi menegaskan kepada Dybala pentingnya mengubah tabiat. "Kamu harus sadar bahwa kamu itu panutan buat anak-anak. Kamu masih muda, jenius di lapangan, dan jadikan hal itu sebagai fokus," tutur Sacchi, yang khawatir kebiasaan buruk itu akan mempengaruhi reputasi Dybala.
Dybala menanggapinya dengan tersenyum, "Saya akan lakukan itu."