Pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman diangkat oleh para pemainnya usai menjuarai Liga Super Indonesia 2014 di Palembang, Sumatera Selatan, 7 Novmber 2014. Persib mengalahkan Persipura lewat adu penalti. ANTARA/Rosa Panggabean
TEMPO.CO, Jakarta - Djajang Nurdjaman alias Djanur menyampaikan permohonan maaf kepada bobotoh, istilah bagi pendukung Persib, dan semua pihak terkait dengan keputusannya mundur dari posisi pelatih Persib Bandung, yang dirasa masih menggantung. Dia meminta waktu untuk melakukan salat istikarah dan kembali berdiskusi dengan keluarganya.
Setelah beredar kabar Djanur mengutarakan mundur di hadapan pemain seusai laga melawan Bhayangkara FC lalu, tak sedikit suporter fanatik Persib yang menyambangi rumahnya dan memintanya berpikir ulang.
Seperti saat beberapa awak media mencoba meminta keterangan tentang kepastian keputusannya itu, Rabu malam, 7 Juni 2017. Beberapa bobotoh ikut datang untuk merayu sang pelatih beserta keluarganya agar mau kembali melatih Persib.
"Mohon maaf kepada semua pihak, khususnya bobotoh, saya belum bisa memberikan keterangan secara resmi," kata Djanur di hadapan beberapa perwakilan bobotoh dan wartawan, seperti dikutip laman resmi Persib.
"Saya masih butuh waktu untuk salat istikarah, berpikir ulang, dan kembali berbicara sama keluarga," kata Djadjang.
Dukungan untuk Djanur melatih pun kian riuh di media sosial. Beberapa tagar, seperti #SaveDjanur dan #HaturnuhunDjanur, ramai disuarakan sebagai bentuk dukungan kepada sang pelatih.
Djajang memutuskan mundur dari posisi pelatih setelah mendapat desakan dari sekelompok bobotoh saat Persib mengalami kekalahan kedua secara beruntun di kandang Bhayangakara FC, Ahad lalu.
Selama Djanur berpikir ulang dan menenangkan diri, Persib ditangani asisten pelatih, Herrie Setyawan. Persib Bandung, yang kini berada di posisi ke-11, akan melawan Persiba Balikpapan pada Ahad mendatang.