Michael Essien dan Pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman. (twitter/@persib)
TEMPO.CO, Jakarta - Djajang Nurjaman memilih untuk lengser dari kursi pelatih kepala Persib Bandung seusai anak asuhnya ditekuk Mitra Kukar 2-1, di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Sabtu, 15 Juli 2017. Setelah tidak menjadi pelatih kepala Persib, Djajang mengaku akan beristirahat terlebih dahulu dan masih belum memikirkan rencana lebih jauh.
"Yang pasti saya istirahat dulu sekitar satu minggu ini tapi setelah itu tidak tahu. Istirahat sejenak dulu lah," ujar Djajang saat tiba di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Ahad, 16 Juli 2017.
Sebelumnya, pelatih yang akrab disapa Djanur itu memutuskan untuk hengkang dari kursi pelatih Persib pada awal Juni lalu. Namun, jajaran manajemen juga pemain Persib kala itu membujuk sang arsitek untuk mengurungkan niatnya sehingga dia membatalkan pengunduran dirinya.
Menurut Djanur, keluarganya saat itu memang tidak menyepakati keputusan dia untuk kembali melatih Kim Jeffry Kurniawan cs dengan beragam alasan. Namun, Djanur kala itu masih memiliki keyakinan performa Persib bisa lebih baik.
Namun kenyataannya berbeda. Maung Bandung tak juga mengalami peningkatan dan semakin tercecer di papan klasemen Liga 1. Walhasil, keputusan Djanur untuk hengkang pun tampaknya semakin bulat kali ini.
"Kembali karena keluarga juga awalnya dari mereka malah menyalahkan kenapa balik lagi (ke Persib), tetap mereka tidak setuju. Mungkin waktu itu istri bisa, tapi anak sampai cucu luar biasa ya," katanya.
Empat trofi sukses dipersembahkan Djanur selama menangani Persib. Di antaranya menjuarai Indonesia Super League musim 2013/2014, satu tahun kemudian, ketika sepak bola Indonesia sedang diambang kehancuran, Djanur malah sukses mengantarkan Atep dan kawan-kawan mengangkat trofi juara Piala Presiden pada 2015.