Clairefontaine, Rahasia Lain di Balik Meroketnya Mbappe
Editor
Nurdin Saleh TNR
Minggu, 30 Juli 2017 09:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kylian Mbappe, yang diperebutkan dua klub sepak bola raksasa di Eropa, Real Madrid dan Manchester City, menegaskan bahwa para pemain muda didikan sekolah dan klub di Prancis sedang menguasai pasar bursa transfer Eropa. Primadonanya adalah akademi Clairefontaine dan klub AS Monaco.
Pusat sekolah sepak bola junior yang didirikan Federasi Sepak Bola Prancis di tengah hutan, Clairefontaine, yang mengasah bakat Mbappe. Akademi ini menjadi rujukan buat sekolah-sekolah sepak bola dan klub junior yang ada di seluruh Prancis untuk mengirimkan pemain belia dari negara itu guna memperdalam kualitas individunya.
Setelah lulus dari Clairefontaine, Mbappe bisa memilih di antara klub-klub yang sudah antre melamarnya. Pada usia 11 tahun, ia pernah diajak Chelsea untuk menjalani tes di klub Liga Primer Inggris ini. Ia masih bangga atas kenangan-kenangan berupa kostum Chelsea nomor 10 dengan tulisan "KYLIAN 10". Kostum ini dikenakan dalam pertandingan melawan tim Charlton Athletic junior.
Baca: Mbappe Jadi Tamu Istimewa Real Madrid 5 Tahun Lalu, Ini Kisahnya
Pada Desember 2012, saat memasuki usia 14 tahun, ia menerima tawaran menjalani pemusatan latihan sepekan di Real Madrid yang diorganisasi Zinedine Zidane. Saat itu Zidane masih bertugas di pembinaan junior klub raksasa di La Liga Spanyol tersebut.
Namun Mbappe memilih bergabung dengan tim junior AS Monaco pada 2013 dibanding klub penting lainnya dalam Liga Prancis, Caen, karena tertarik dengan program pengembangan pemain mudanya.
Manajer Arsenal, Arsene Wenger, yang berusaha merekrut penyerang yang baru berusia 18 tahun ini pada musim panas lalu, melihat sosok Thierry Henry muda dalam diri Mbappe. Henry, yang kini sudah gantung sepatu, adalah salah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki Prancis dan Eropa.
"Mbappe punya kesamaan dengan Thierry Henry," kata Wenger dalam sebuah acara konferensi pers musim lalu.
"Ia punya bakat besar. Ia bermain untuk Monaco seperti Thierry Henry. Ketika saya menangani Monaco, saya bisa melihat kesamaannya dengan Thierry. Tapi, setelah itu, aspek mental akan menentukan kelanjutan kariernya. Dan ia punya kualitas mental seperti yang dimiliki Thierry," Wenger melanjutkan.
Baca: Monaco Akhirnya Buka Suara Soal Kepindahan Mbappe, Ternyata...
Mbappe meneruskan kariernya di tim junior Monaco sebelum membawa tim seniornya menjuarai Liga 1 Prancis untuk pertama kali dalam 17 tahun terakhir pada musim lalu dan menembus babak semifinal Liga Champions Eropa.
Pengelola Le Centre Technique National Fernand Sastre, yaitu institut sepak bola nasional Clairefontaine--yang biasa disebut singkat Clairefontaine atau INF--akan bangga melihat salah satu produknya, Mbappe, menjadi pemain termahal di dunia saat ini.
Madrid sudah menawarkan harga transfer 160 juta pound sterling atau sekitar Rp 2,77 triliun kepada Monaco untuk mendapatkan ujung tombak muda ini. Namun City siap membajak andalan baru tim nasional senior Prancis tersebut dengan harga bersaing.
Tapi bukan kali ini Clairefontaine menyaksikan para alumnusnya merebut perhatian sepak bola Eropa. Henry, yang masih menjadi pencetak gol terbanyak tim Prancis sampai sekarang, juga menimba ilmu di sana. Ia mengguncang hati pendukung Arsenal ketika hengkang untuk bergabung dengan Barcelona, rival abadi Madrid.
Selanjutnya: Bintang Prancis Lain yang Lahir di Clairefontaine
<!--more-->
Bintang-bintang sepak bola Prancis pada masa lalu dan kini yang namanya masih terkenal di Eropa lahir dari Clairefontaine. Mereka antara lain Nicolas Anelka, Louis Saha, William Gallas, Hatem Ben Arfa, Abou Diaby, Sébastien Bassong, Mehdi Benatia, Blaise Matuidi, dan Olivier Giroud.
Akademi Clairefontaine adalah pusat sepak bola Prancis yang mengkhususkan diri pada pelatihan pemain muda di bawah usia 13 tahun. Mereka dibina di sana sampai usia 15 tahun. Akademi ini merupakan salah satu dari 12 akademi sepak bola elite di dalam dan seputar Prancis yang disupervisi Federasi Sepak Bola Prancis (FFF).
Hanya para pemain terbaik dari masing-masing wilayah pelatihan di negara tersebut yang bisa masuk Clairefontaine. Sebelas akademi elite lainnya berada di Castelmaurou, Châteauroux, Liévin, Dijon, Marseille, Ploufragan, Vichy, Reims, Réunion, Saint-Sébastien-sur-Loire, dan Talence.
Baca: Sebelum Jual Mbappe, AS Monaco Sudah Kantongi Untung Segunung
Akademi di Clairefontaine dibuka pada 1988 dan kemudian dinamai pusat pelatihan sepak bola nasional Fernand Sastre untuk menghormati Presiden FFF 1972-1984. Lokasinya sekitar 50 kilometer sebelah barat daya Paris, di lembah sebuah hutan dan di tepi danau. Tempat ini juga menjadi markas tim Prancis ketika menjuarai Piala Dunia 1998.
Ide tempat akademi sepak bola nasional ini digagas Sastre pada 1976 dan diinisiasi oleh Stefan Kovács, mantan pelatih Ajax Amsterdam, yang terinspirasi oleh pemusatan latihan sepak bola Rumania pada era pemerintahan komunis. Enam tahun kemudian, FFF memilih dataran tinggi Clairefontaine-en-Yvelines sebagai tempatnya.
Adapun AS Monako didirikan pada 1924. Mereka berdomisili di Monaco tapi kompetisinya mengikuti Liga Prancis. Musim lalu mereka kembali memenangi Liga 1, kompetisi divisi tertinggi, setelah 17 tahun.
Mereka merupakan salah satu klub tersukses di Liga Prancis, yaitu meraih trofi Liga 1 delapan kali, lima trofi Piala Prancis, finalis Piala Winners Eropa 1992, dan finalis Liga Champions 2004. Setidaknya tiga pelatih termasyhur mewarnai perjalanan klub ini, yaitu Kovacs, Wenger, dan sekarang Leonardo Jardim.
ESPN | GUARDIAN | BBC | | PRASETYO