TEMPO.CO, Jakarta - Pengacara korban pemerkosaan oleh Ronaldo, Larissa Drohobyczer dan Leslie Stovall, mengecam balik pernyataan pengacara Ronaldo soal dokumen perjanjian yang mereka miliki. Menurut mereka, pengacara Ronaldo justru mengkonfirmasi bahwa dokumen tersebut diperoleh dari Ronaldo sendiri.
Dalam pernyataan resminya, Larissa dan Leslie mengatakan bahwa pernyataan pengacara Ronaldo tak berhak menghakimi bahwa dokumen tersebut palsu atau tidak. Menurut dia, juri dalam pengadilan lah yang berhak menilai apakah dokumen tersebut palsu atau tidak.
"Kami berterima kasih kepada pengacara terbaru Cristiano Ronaldo untuk mengkonfirmasi dan mengakui dalam pernyataan mereka 10 Oktober 2018 bahwa dokumen 'Footballleak' diperoleh dari Cristiano Ronaldo atau individu yang bertindak atas namanya," ujar pernyataan tersebut.
Sebelumnya, Ronaldo dituding telah melakukan pemerkosaan terhadap seorang perempuan bernama Kathryn Mayorga di Las Vegas pada 2009 lalu. Kasus ini tak muncul ke publik karena Ronaldo meminta Mayorga untuk menyelesaikannya di belakang meja pengadilan.
Ronaldo pun memberikan 'uang damai' sebesar 375 ribu dolar Amerika kepada Kathryn dan kesepakatan itu dituangkan dalam sebuah perjanjian. Masalah ini muncul ke publik setelah dokumen perjanjian tersebut bocor ke publik melalui laman Footballleaks.
Pada awal bulan ini, Kathryn melalui pengacaranya pun akhirnya mengajukan tuntutan kepada Ronaldo terkait kasus pemerkosaan itu.
Pihak Ronaldo melalui pengacaranya, Peter S. Christiansen, membantah telah terjadi pemerkosaan. Menurut dia, hubungan antara Ronaldo dan Kathryn terjadi tanpa ada unsur paksaan.
Mereka juga menyatakan bahwa dokumen perjanjian tersebut palsu karena diperoleh melalui proses peretasan masal yang terjadi pada 2015 lalu kepada sejumlah perusahaan, termasuk firma hukum. Dan keterangan dalam dokumen itu pun dianggap tak benar.
Larissa dan Leslei pun menantang pengacara Ronaldo untuk membuktikan bahwa dokumen yang mereka miliki tersebut palsu dan tak sesuai kenyataan. Mereka juga menantang pihak Ronaldo untuk segera memberikan dokumen yang benar jika menyatakan bahwa dokumen mereka palsu.
"Kami menantikan untuk meninjau bukti apa pun yang bisa membuktikan, seperti yang dikatakan pengacara Ronaldo, bahwa beberapa dokumen 'Footballleaks' diubah, dibuat-buat, atau mengandung informasi yang salah / tidak akurat," lanjutnya.
"Dalam kasus-kasus perdata dan pidana, perselisihan mengenai keakuratan dokumen umumnya adalah masalah fakta yang harus diputuskan oleh juri. Juri menentukan keakuratan dokumen yang disengketakan dengan: 1) Membandingkan versi yang berbeda dari dokumen yang disengketakan; 2) Mendengarkan kesaksian individu yang menulis, menyiapkan, mengirim, dan menyimpan dokumen yang disengketakan; 3) Mempertimbangkan keadaan di mana dokumen ditulis, disiapkan, dikirim, disimpan dan dipelihara, dan 4) Mendengarkan kesaksian ahli forensik yang telah memeriksa sengketa, dan perangkat yang menjadi tempat dokumen ditulis, disiapkan, dikirim, dan disimpan,"
"Dalam kasus perdata, penelusuran dilakukan untuk mendapatkan bukti mengenai hal-hal ini melalui pertukaran dokumen yang disengketakan, pemeriksaan forensik dokumen dan perangkat yang disengketakan, dan pemeriksaan saksi di bawah sumpah. Dalam kasus pidana, jaksa bergantung pada penelaahan atas dokumen yang disengketakan, pemeriksaan forensik perangkat dan dokumen yang disengketakan, dan interogasi saksi.
"Setiap dokumen atau informasi di bawah kendali atau dalam kepemilikan Cristiano Ronaldo seharusnya segera diserahkan ke lembaga penegak hukum yang tepat dan kantor Stovall & Associates untuk mempercepat penyelidikan dan penyelesaian dugaan ketidaksesuaian dalam dokumen 'Kebocoran Sepakbola'."
Jika terbukti bersalah dalam kasus ini, Cristiano Ronaldo, bisa terjerat hukuman 10 tahun penjara.
SKY SPORTS