TEMPO.CO, Jakarta – Kompetisi Liga Inggris musim depan akan segera bergulir. Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp mengakui dirinya mempunyai sejumlah ketakutan terkait penampilan timnya. Sebabnya, para pemain tidak dapat tampil dengan performa maksimal lantaran jadwal yang padat pada jeda musim panas ini.
Padatnya jadwal para pemain bukan disebabkan oleh jadwal pertandingan pramusim Liverpool, melainkan kompetisi lain, seperti Liga Bangsa-Bangsa, Copa America, dan Piala Afrika yang melibatkan hampir seluruh pemain The Reds.
Ia khawatir para pemainnya tak mempunyai waktu cukup untuk beristirahat dan mempersiapkan diri menghadapi musim depan yang akan segera bergulir. “(Ketakutan) Ini seperti saya sedang mengerang. Hanya saja situasinya, dalam jangka panjang, tidak dapat diterima," kata pelatih berusia 52 tahun ini. "Untuk di sini (pada pra-musim), itu tidak masalah."
Klopp menegaskan bahwa persiapan untuk musim depan tidak bisa singkat. "Tidak seperti setelah tiga hari kamu bisa mengatakan kepada mereka, 'Hei! Ayolah! Ayo mulai lagi.' Mereka memiliki program musim panas yang sulit. Ini sepak bola," tuturnya.
Terkait dengan jadwal pertandingan yang dimajukan seminggu, ia mengungkapkan bahwa anak asuhnya memiliki enam pertandingan yang dihadapi pada tahun ini dan jumlah itu akan bertambah menjadi tujuh ketika Community Shield melawan Manchester City ikut dihitung. Padatnya jadwal itulah yang membuat Klopp butuh waktu untuk mempersiapkan para punggawanya.
"Sepertinya tidak ada yang bisa membayangkan, seminggu tanpa sepak bola di tahun ini. Kapan itu terjadi? Bermain lagi, bermain lagi," ucap pelatih berdarah Jerman itu.
Klopp menegaskan bahwa para pemain membutuhkan waktu untuk rehat sejenak. Istirahat yang cukup bisa membuat mereka tampil prima di musim depan. "Kami membutuhkan istirahat yang tepat, lalu Anda akan mendapatkan pertunjukkan kelas dunia," ujarnya seperti yang dilansir dari mirror.co.uk.
Musim 2018/2019 The Reds berhasil meraih prestasi yang baik, meski gagal mencapai peringkat satu klasemen Liga Primer Inggirs karena terpaut satu angka dari Manchester City. Pencapaian Liverpool pada musim kemarin adalah hasil terbaik setidaknya sejak 10 tahun terakhir. Dilansir dari anfield-online.co.uk, mereka sekali mendapat kekalahan dan ditahan imbang sebanyak tujuh kali. Kekelahan sekali itu saat menghadapi Machester City di kandang The Citizens pada pekan ke-21 Liga Primer Inggris.
Musim lalu, Liverpool juga bersinar di kancah Eropa, ketika menjuarai Liga Champion. Di final Champion, The Reds menang 2-0 atas Tottenham Hotspur. Dengan hasil tersebut, Liverpool untuk kali keenam sukses memboyong piala tersebut. Sebelumnya, klub ini menjadi juara Liga Champions pada musim 1976/1977, 1977/1978, 1980/1981, 1983/1984 dan 2004/2005. Tak hanya trofi, mereka juga membawa sejumlah hadiah uang yang ditaksir mencapai Rp 1,7 triliun ke Anfield.
MIRROR | ANFIELD ONLINE | RIDWAN KUSUMA AL-AZIZ