Bagi Hadergjonaj dan rekan-rekannya, Inggris akan menjadi batu loncatan mereka untuk bersinar di Eropa. Tak sedikit pun ada rasa takut di benak para pemain Kosovo. "Bagi kami, ini adalah kesempatan besar," kata mantan pemain Ingolstadt 04, klub kasta ketiga sepak bola Jerman itu.
Satu tiket ke putaran final Piala Eropa 2020 adalah impian besar bagi para pemain Kosovo. Sepak bola seperti obat mujarab menyembuhkan luka pasca-perang dan perjuangan belasan tahun Kosovo sebelum merdeka. Buktinya, pesta pasti dihelat setelah Kosovo menang dalam kualifikasi Piala Eropa 2020.
"Ketika tim pergi makan di luar di Kosovo, para pemilik restoran melarang kami untuk membayar. Itu ucapan terima kasih mereka kepada kami," kata Hadergjonaj.
Sesi latihan rutin di Kosovo pun digelar dengan heboh lantaran ribuan suporter selalu berjejer di pinggir lapangan. Tak jarang mereka menyetel musik kencang dan ngebeat. "Sudah seperti pesta. Saya tak bisa bayangkan bagaimana hebohnya Kosovo jika kami lolos ke Piala Eropa 2020," kata Hadergjonaj.
Bagi Hadergjonaj, tim Kosovo seperti kelompok yang unik. Sebab, mayoritas pemainnya tak lahir di tanah Kosovo, melainkan di negara rantau, seperti dirinya yang lahir dan besar di Swiss. Orang tua Hadergjonaj berhasil kabur ke Swiss ketika wilayah Kosovo—dulu Yugoslavia—kacau karena perang. Ada pula pemain yang lahir di Austria dan Albania.
"Jika skuad Kosovo berkumpul, kami tak cuma bicara sepak bola, melainkan bertukar pengalaman keluarga tentang kejamnya tanah Kosovo sampai cerita bagaimana kami masih bisa hidup," kata Hodergjonaj.
Kualitas, mental, dan semangat tim Kosovo membuat pelatih Inggris, Gareth Southgate, waspada. Intinya, dia tak akan meremehkan Kosovo. "Mereka seperti Kroasia di Piala Dunia 1998. Tapi kami juga punya kualitas tim dan taktik permainan. Kami optimistis menang," kata pelatih berusia 49 tahun itu.
Selanjutnya: Prediksi pemain dan hasil 5 laga terakhir