TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang laga melawan Arsenal, kabar tentang Pep Guardiola memenuhi media di Inggris. Pemicunya adalah laporan yang ditulis Dailymail.
Menurut kabar itu, Pep diindikasikan kuat akan pergi meninggalkan Etihad Stadium. Sebab, dalam kontraknya, Pep punya opsi menghentikan hubungan kerjanya dengan City.
Bukan kabar baru sebenarnya. Sebelumnya, si gundul ini sudah dikaitkan dengan beberapa klub, termasuk Bayern Muenchen dan Barcelona.
Namun, dengan terungkapnya klausul dalam kontraknya itu, pertanda Manchester City harus bersiap mencari penggantinya. Mauricio Pochettino–eks Manajer Tottenham Hotspur—disebut-sebut menjadi kandidat kuat.
Lalu ada apa dengan Pep sebenarnya?
Persoalan keluarga menjadi pertimbangan. Istrinya yang mulai menjalankan bisnis di Barcelona, mulai kerepotan dengan jadwal harus bolak-balik Spanyol-Inggris. Anak-anak mereka memang bersekolah di Manchester.
Hal lain yang tak bisa dielakkan adalah penampilan City pada musim kali ini tidaklah bagus. Selain ketinggalan 14 poin dari Liverpool, sang pemuncak klasemen, juara bertahan ini sudah mengalami empat kali kekalahan.
“Orang-orang di sekitarnya, menyebut dia lelah,” tulis kolumnis Guillem Balague. “Tapi mereka menyangkal Pep akan pergi pada akhir musim.”
Menurut orang-orang terdekatnya, saat ini Pep masih memiliki semangat untuk berdiskusi dengan tim kepelatihannya mengenai laga-laga yang akan dihadapi. “Selain itu, dia memiliki ambisi besar,” tulisnya.
Dia, menurut teman-teman dekatnya, ingin segera keluar dari situasi yang tak menyenangkan seperti yang terjadi saat ini. Satu bukti tergambar dalam laga melawan Dinamo Zagreb, Rabu lalu.
Saat itu, City yang sudah lolos tetap bermain ngotot. Meski sempat tertinggal, mereka bangkit dan balik melibas tuan rumah, 4-1. Gabriel Jesus mencetak hat-trick dalam laga itu.
“Selalu sulit kala lawan mencetak gol lebih dulu. Anda harus bangkit dan bermain dengan bagus,” katanya. “Itulah yang kami lakukan. Kami bermain bagus setelah kebobolan dan memenangi pertandingan.”
Ambisi Pep tentu saja belum pudar. Hal ini yang harus diwaspadai oleh pasukan Freddie Ljungberg dalam laga di Emirates, Minggu, 15 Desember 2019.
Manchester City menjadi ujian terberat bagi pelatih sementara Arsenal itu. Namun, dia mengaku cukup puas dengan penampilan anak buahnya di lapangan.
Dalam laga terakhir, Kamis lalu, mereka bermain imbang 2-2 melawan Standard Liege dalam Liga Europa. Sama dengan City, mereka tertinggal lebih dulu tapi kemudian bangkit. “Kami berhasil membuat lawan letih,” katanya.
Namun tentu strategi berbeda harus diterapkan saat menghadapi City. Seperti kata orang dekatnya, Pep masih memiliki rasa lapar untuk menang.
BBC | DAILYMAIL | IRFAN B.