TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, Senin 23 Desember 2019, Carlo Ancelotti resmi menjadi manajer Everton. Dibanding Ole Gunnar Solskjaer yang semakin monoton dan Jose Mourinho yang terkesan kehilangan daya sengat dan cuma bertahan dengan retorika di mulut itu, kita boleh berharap ada “darah baru” yang segar di Liga Primer Inggris dengan kedatangan Carlo Ancelotti.
Ini untuk mengganggu dominannya Jurgen Klopp, konsistensi Brendan Rodgers, dan kian matangnya Frank Lampard.
Tapi –mungkin demikian-, sayangnya Carlo Ancelotti berlabuh di Everton dan bukan di Arsenal. Hanya saja setelah mengetahui latar belakangnya, mungkin kita bisa memahami pilihan mantan pemain gelandang legendaris AC Milan dan tim nasional Italia ini.
Carlo Ancelotti ingin menjadi sutradara tim yang memiliki wewenang penuh dan itu tidak akan didapatkannya di Arsenal, yang mulai mengurangi porsi kekuasaan manajer tim sepeninggal Arsene Wenger.
Di Everton, Carlo Ancelotti membawa anak dan menantunya, yaitu David Ancelotti sebagai salah satu asisten pelatih dan Mino Fulco sebagai pakar gizi tim.
Dengan ikatan kontrak empat setengah tahun dan gaji total 50 juta pound sterling atau sekitar Rp 916 miliar, pelatih dengan sebutan Don Carletto menargetkan Everto bisa masuk zona kualifikasi Liga Champions dan memenangi sejumlah trofi.
“Taget adalah mencapai Liga Champions atau Liga Europa,” kata pelatih berusia 60 tahun yang sudah membawa AC Milan dan Real Madrid menjuarai Liga Champions tiga kal ini kepada sejumlah media di Inggris.
“Memenangi sejumlah penghargaan menjadi mimpi saya. Saya di sini untuk berusaha melakukan hal itu,” kata Ancelotti yang juga membawa Chelsea, Paris Saint-Germain, dan Bayern Munich memenangi Liga Primer, Liga 1, dan Bundesliga ini.
Ancelotti yang belum lama ini dipecat dari Napoli setelah meloloskan mereka ke babak 16 besar Liga Champions juga mengingatkan, “Semua itu butuh waktu. Tidak bisa langsung tapi dengan bekerja bersama-sama, kami ingin mewujudkannya sesegera mungkin.”
Dua pelatih dengan reputasi besar saat ini, Ronald Koeman dan Roberto Martinez, dipecat dari Everton ketika belum selesai kontraknya. Apakah kali ini direksi Everton akan lebih sabar menungguh buah dari revolusi Don Carletto?
Posisi Everton ini sekarang berat yaitu di urutan ke-15 dari 20 tim sampai pekan ke-18. Butuh sentuhan tangan dingin Don Carletto yang luar biasa atau pembelian pemain yang besar-besaran pada bursa transfer musim dingin mendatang untuk memecahkan kejumudan The Toffees ini.