TEMPO.CO, Jakarta - Sepak bola tengah mati suri akibat pandemi Covid-19. Meski liga-liga di Eropa harus dihentikan, rumor tak lantas terhenti. Rumor paling gres adalah isu membawa Lionel Messi dari Camp Nou, kandang Barcelona. Inter Milan disebut bisa mendatangkan pemain asal Argentina itu.
Bekas Presiden Inter Milan, Massimo Moratti, yang menganggap hal itu bukanlah isapan jempol. “Saya kira ini bukanlah mimpi yang terlarang,” katanya dalam wawancara dengan Radio RAI, Senin lalu.
Membawa Messi ke San Siro merupakan mimpi lama Moratti. Pada 2006 atau 14 tahun lalu, Inter dikabarkan sangat ingin membawa Messi, yang saat itu masih berusia 18 tahun. Tak hanya sebatas ingin, mereka juga disebut akan mengaktifkan klausul rilis yang saat itu berada di angka 132 juta pound sterling. Tapi yang terjadi, Messi ogah pindah dari Camp Nou.
Massimo Moratti. AP/Luca Bruno
Messi kini berusia 32 tahun. Dia telah membuktikan dirinya sebagai pemain terbaik. Dia sudah mempersembahkan 34 trofi untuk Barcelona sepanjang karier sepak bolanya. Namanya pun sudah teramat identik dengan Barcelona.
Membawa Messi pergi pun tak mudah. Dia punya klausul rilis yang mencapai 700 juta euro atau sekitar Rp 10,5 triliun. Namun Moratti melihat pada bursa transfer musim panas nanti merupakan momen yang paling tepat untuk membawa Messi. Banyak sebabnya.
Pertama, kata Moratti, musim depan adalah musim terakhir dalam masa kontrak Messi. Sejauh ini, Messi pun belum tertarik untuk memperpanjang kontrak barunya bersama Blaugrana.
Kedua, pemain yang dijuluki La Pulga alias Si Kutu—karena badannya yang kecil—itu tidak lagi berada dalam hubungan yang harmonis dengan petinggi klub. Salah satunya dengan Eric Abidal, Direktur Teknik Barcelona.
Perselisihan ini terjadi ketika Abidal mengomentari pemecatan Ernesto Valverde pada awal musim. Saat itu Abidal menyebutkan penghentian masa kerja pelatih tersebut tak lain atas permintaan beberapa pemain senior. Sontak emosi Messi meledak dan membawa persoalan ini ke ranah publik. Di akun media sosial miliknya, Messi mempertanyakan pernyataan Abidal tersebut.
Konflik kemudian diselesaikan di lingkup internal. Namun satu indikasi kuat bisa terlihat dari keputusan klub yang tetap mempekerjakan Abidal di posisinya.
Sebelumnya, banyak pihak yang menduga Abidal akan segera angkat kaki akibat pertengkarannya dengan Messi. Bisa jadi ini pertanda bahwa Messi bukanlah orang yang istimewa lagi di Camp Nou.
Pemain Barcelona, Lionel Messi, merayakan gol keduanya bersama rekannya dalam pertandingan La Liga Santander melawan Real Valladolid di Camp Nou, Barcelona, Spanyol, Rabu dinihari WIB, 30 Oktober 2019. REUTERS/Albert Gea
Namun penyebab yang terbaru, hal yang disebut-sebut bisa menjadi pemicu kepergian Messi adalah pemotongan gaji para pemain klub itu. Pemotongan itu termasuk untuk gaji Messi.
Sesuai dengan aturan yang ada di negeri itu, dalam masa krisis semacam ini, klub sepak bola diperbolehkan untuk memotong gaji pemainnya dalam batas tertinggi. Dalam aturan itu, pemotongan yang direstui adalah 70 persen.
Lionel Messi dan pemain lainnya tidak keberatan dengan pemotongan itu. Sebab, mereka rela gajinya dipotong asalkan pegawai lainnya di luar sepak bola bisa tetap mendapatkan gaji meski pertandingan di La Liga dihentikan.
Namun sebelumnya hubungan antara pemain dan klub disebut agak renggang. Sebab, di luar terdengar kencang isu pemotongan gaji, tapi klub tak pernah berkomunikasi dengan pemain.
Bagi Moratti, semua yang dialami Messi, terutama pada musim ini, akan sangat berpengaruh pada kelanjutan masa depannya di Camp Nou. “Dia berada dalam rentetan terakhir dari kontraknya,” katanya.
Moratti menyadari bahwa, untuk membawanya pergi, diperlukan upaya yang luar biasa. “Saya tidak tahu apakah situasi saat ini mengubah sesuatu menjadi lebih baik atau lebih buruk,” katanya.
Satu hal yang menurut Moratti bisa menjadi celah adalah keinginan Barcelona untuk mendapatkan penyerang Inter Milan, Lautaro Martinez. Dia percaya hal itu dapat membuka jalan bagi Messi untuk bergerak ke arah lain, yakni menjadi bagian transfer itu. “Kita akan melihat apakah Martinez bisa menjadi bagian dari kesepakatan itu," kata Moratti.
Harapan Moratti itu tentu berbeda dengan yang terjadi dalam perbincangan di berbagai media di Spanyol. Dalam beberapa hari terakhir, mereka mengabarkan, selain mengincar Martinez, Barcelona menginginkan Neymar Jr kembali ke Camp Nou.
Pemain Paris Saint-Germain, Neymar. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Neymar merupakan batu ujian yang tak pernah diselesaikan oleh pengurus klub. Lionel Messi masih menginginkan bekas rekannya itu kembali bermain bersama.
Dalam beberapa kesempatan, setiap kali musim baru dimulai, Messi dilaporkan kesal karena keinginannya bermain bersama Neymar tak pernah terwujud. Dia menuding usaha klub itu untuk membeli kembali Neymar, yang pergi pada 2017, tidak serius.
Meski Barca telah mendatangkan Antoine Griezmann pada musim ini, hal itu tak jua menghibur Messi. Bahkan yang terjadi, sampai saat ini bekas pemain Atletico Madrid itu tidak sepenuhnya diterima oleh bintang Barcelona tersebut.
Kembalinya Neymar disebut-sebut sebagai upaya Barcelona agar Messi mau meneken kontrak barunya, yang akan membuatnya pensiun di klub itu. Messi pun akan lebih senang lagi bila Martinez—yang diplot sebagai pengganti Luis Suarez—juga bisa bermain bersama di Barcelona.
Jika hal itu terjadi, tampaknya mimpi Moratti akan bertambah panjang.
MIRROR | DAILYMAIL | MARCA | IRFAN B.