Tak Main-main
Pelatih timnas U-19 Shin Tae-yong selalu mengingatkan para pemainnya untuk serius dan disiplin dalam mengikuti semua kegiatan karena aktivitas mereka dibiayai negara.
Shin sangat tegas dalam hal ini. Salah satu buktinya, dia mencoret dua pemain timnas U-19 hanya beberapa jam sebelum keberangkatan ke Kroasia.
Alasannya, kedua pemain itu yakni Serdhy Ephy Fano dan Ahmad Afhridrizal terlambat mengikuti latihan karena ketiduran di hotel.
Mungkin untuk sebagian orang perbuatan tersebut bisa dimaafkan. Toh, mereka baru melakukannya satu kali. Akan tetapi, bagi Shin itu adalah kesalahan berat.
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. (pssi.org)
PSSI tidak ingin membujuk Shin untuk meralat keputusannya. Mochamad Iriawan memastikan pihaknya tetap berada di belakang sang pelatih, apapun langkah yang diambilnya.
"Saya mempersilakan Shin melakukan itu demi kemajuan tim," ujar Iriawan.
Setelah berkurang dua, hanya ada 27 pemain, didampingi 15 ofisial, yang berangkat ke Kroasia pada 29 Agustus 2020.
Satu pemain lagi yang juga masuk daftar ke Kroasia yaitu Elkan Baggott baru bisa menyusul tim pada awal Oktober 2020 karena harus memperkuat klubnya Ipswich Town di Inggris.
Begitu tiba di Kroasia, timnas U-19 langsung digeber dengan latihan demi latihan. Peningkatan fisik menjadi yang utama, disusul taktik dan pemantapannya.
Setiap hari, timnas U-19 berlatih dalam tiga sesi termasuk latihan beban di pusat kebugaran. Asupan makanan dan minuman pemain dijaga ketat.
Supaya insting berlaga timnas U-19 semakin terasah, tujuh pertandingan uji coba menunggu pada September 2020.
Musuh yang dihadapi bukan 'kaleng-kaleng' yaitu Bulgaria, Kroasia, Arab Saudi, dua kali kontra Qatar, Bosnia-Herzegovina dan Dinamo Zagreb.
Pada uji coba perdana versus Bulgaria, timnas U-19 ditundukkan 0-3.
Meskipun takluk, dari laga yang ditayangkan secara langsung di Indonesia itu, publik dapat melihat bagaimana para pemain masih menyesuaikan diri dengan skema bermain timnas U-19 di bawah Shin Tae-yong.
Shin menerapkan formasi 4-4-2, yang sebelumnya jarang dipraktikkan mayoritas anak-anak asuhnya. Di samping itu, sang pelatih juga mengubah posisi beberapa pemain seperti Braif Fatari yang biasanya gelandang ditarik maju menjadi penyerang.
Adaptasi terus berjalan. Indonesia lalu menelan kekalahan kedua dalam uji coba yaitu saat bersua Kroasia, kali ini dengan skor telak 1-7. Walau begitu, satu gol dari laga tersebut seperti menjadi titik balik.
Sebab selanjutnya, timnas U-19 mampu bermain bagus dan menahan imbang Arab Saudi 3-3 meski tertinggal tiga gol terlebih dahulu.
Berikutnya, timnas U-19 menundukkan Qatar 2-1 dan bermain seri 1-1 saat kedua tim bertemu kembali.
Perkembangan tim semakin terlihat hari demi hari. Setelah 'hanya' kalah 0-1 dari tim Eropa Bosnia-Herzegovina, timnas U-19 kembali mampu meraup kemenangan dari tim junior klub yang dihormati di Kroasia, Dinamo Zagreb. Witan Sulaeman dan kawan-kawan berjaya dengan skor 1-0.
Proses ini pun mendapatkan apresiasi dari pemerintah. Menpora Zainudin Amali pun menegaskan lagi dukungan penuh dari pemerintah untuk timnas U-19.
"Kami melihat perkembangan pemain semakin lama semakin positif," tutur Zainudin.
Selanjutnya: Efektif Dongkrak Performa